Menkes Budi Sadikin (tengah) saat meresmikan Fatmawati Orthopaedic Center (2/2)/Kemenkes RI
Menkes Budi Sadikin (tengah) saat meresmikan Fatmawati Orthopaedic Center (2/2)/Kemenkes RI
KOMENTAR

TIDAK bisa dihindari, banyak anggota masyarakat yang menganggap pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah tidak sebagus rumah sakit swasta.

Tidak hanya dalam urusan kelengkapan dan kelayakan fasilitas kesehatan, urusan tenaga medis mulai dari dokter, perawat, petugas laboratorium, hingga petugas front office dan tenaga kebersihan juga kerap dianggap berbeda dari segi keramahan dan kesigapan.

Karena itulah, salah satu reformasi layanan kesehatan yang ingin dilakukan Kementerian Kesehatan adalah bagaimana merombak rumah sakit pemerintah agar tidak kalah bagus dari rumah sakit swasta.

Salah satu contoh adalah kehadiran Fatmawati Orthopaedic Centre di RS Fatmawati yang merupakan klinik khusus ortopedi eksklusif dengan dokter-dokter berpengalaman dan peralatan yang canggih.

Pusat perawatan ortopedi ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi semakin banyak anggota masyarakat yang menginginkan layanan kesehatan berkualitas premium di rumah sakit pemerintah, termasuk para pasien eksekutif.

“Semua RS vertikal (rumah sakit dikelola pemerintah-red) mau saya rombak. Mulainya dari mana, dokternya saya perhatikan dulu uangnya, (rs) swasta kasih berapa, kita bayar segitu. Nanti kelihatan yang banyak kerja pasti dapat banyak, sama seperti swasta,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat peresmian Fatmawati Orthopaedic Centre RS Fatmawati (2/2).

Setelah itu menurut Menkes Budi, layanan harus diperbaiki termasuk fasilitas fisik. Namun menurut Menkes, ia lebih peduli pada fasilitas nonfisik.

Ia mencontohkan akses ke laboratorium, peralatan, akses untuk pemeriksaan CT Scan dan MRI agar bisa cepat, rehabilitasi medis, persediaan obat-obatan, akses parkir kendaraan di rumah sakit, kebersihan, hingga keramahan petugas medis.

“Itu semua mesti diberesin,” tegas Menkes Budi.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News