Berupaya menjadi insan pilihan/Freepik
Berupaya menjadi insan pilihan/Freepik
KOMENTAR

PULANG dari pengajian justru perempuan itu ketakutan, pasalnya sang ustazah membacakan sebuah ayat, yang mana iblis telah bersumpah akan terus mengganggu manusia. Malam harinya dia hanya sendirian di rumah, yang membuatnya semakin gemetar.

Dia merasa hanyalah seorang wanita yang lemah. Sehingga perempuan itu merasa dirinya tak punya daya untuk menghadapi iblis, setan dan sekutu-sekutunya. Sekuat itukah iblis dan selemah itukah manusia?

Memang benar iblis bersumpah tidak akan pernah henti menyesatkan umat manusia. Namun, pada kalimatnya, iblis juga mengakui sisi kelemahan dirinya. Dengan kata lain, asalkan memahami ajaran agama, sejatinya manusia lebih kuat dibanding iblis ataupun setan.

Surat Shad ayat 82-83, yang artinya, “(Iblis) berkata, ‘Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali, hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka.”

Inilah gambaran utuh dari percakapan antara iblis dan Allah Swt. yang diabadikan kitab suci. Memang iblis telah bersumpah untuk menyesatkan seluruh umat manusia kecuali hamba-hamba Allah yang terpilih karena keikhlasan mereka. Uniknya, sumpah iblis ini pun diikrarkan olehnya dengan menyebut kemuliaan Allah. Begitulah gambaran betapa membaranya dendam iblis yang bertekad menyesatkan anak cucu Adam.

Fakhruddin ar-Razi pada buku ‘Ishmatul Anbiya’ (2021: 12-13) menjelaskan:

Sesuai dengan ayat di atas, orang-orang yang selamat dari penyesatan iblis adalah orang-orang pilihan Allah. Iblis telah mengakui bahwa ia tidak dapat menyesatkan orang-orang yang terpilih. Allah pun telah memberikan kesaksian bahwa para nabi termasuk orang-orang yang terpilih. Dengan demikian, gangguan dan penyesatan iblis tidak sampai kepada mereka. Hal ini memastikan bahwa mereka tidak berbuat dosa.

Tentunya para nabi adalah manusia pilihan yang tidak bisa disesatkan oleh iblis. Namun, keutamaan macam itu bukan berarti tidak bisa dimiliki manusia biasa. Apabila memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, maka siapapun orang bisa menjadi insan pilihan yang terjaga dari gangguan iblis.

Justru ayat ini menjadi landasan bagi pemahaman tentang keikhlasan sebagai tameng perlindungan dari godaan dan tipu daya iblis. Jadilah manusia pilihan dengan modal keikhlasan, maka penyesatan iblis tidak akan menimpa, bahkan iblis pun menjadi lemah.

Dimitri Mahayana dalam buku The Way of Love 10 Perjalanan Menjadi Kekasih Allah (2022: 76-77) menerangkan:

Dalam ayat ini digunakan lam dan nun taukid sekaligus: la'ughwiyannahum, sehingga memberikan penekanan bahwa iblis tidak akan menyisakan seorang pun dari Bani Adam kecuali dia menyesatkannya.

Tapi iblis memberikan pengecualian: kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka. Di sini, digunakan kata mukhlashin, bentuk pasif, yakni orang-orang yang diikhlaskan, yang merupakan tahapan yang lebih tinggi daripada mukhlishin yakni orang-orang yang mengikhlaskan. Jadi, bermula dengan mengikhlaskan dan kemudian Allah menjadikan mereka betul-betul ikhlas.

Dengan demikian, pemahaman tentang Surat Shad ayat 82-83 menyoroti konsep penting keikhlasan dalam agama Islam. Keikhlasan bukan hanya sebagai tindakan atau niat, tetapi juga sebagai hasil dari pemurnian hati oleh Allah.

Hamba-hamba yang telah dipilih oleh-Nya diberikan perlindungan khusus dari tipu daya iblis, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu, ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk merenungkan dan mengasah keikhlasan dalam setiap amal perbuatan sebagai bentuk perlindungan dari godaan yang dapat menyesatkan.

Kita boleh menyayangkan betapa selama ini terjadi penyesatan opini terkait iblis atau setan. Selain digambarkan sebagai makhluk menyeramkan, juga disebarkan persepsi seolah iblis lebih kuat dan manusia lebih lemah.

Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa iblis justru mengakui kelemahan dirinya. Selicik apapun iblis menyesatkan, tidak akan mempan jika berhadapan dengan insan yang terpilih berkat keikhlasan yang bertakhta di hatinya.

Dengan demikian, tersibaklah suatu petunjuk dari pengakuan iblis, bahwa makhluk halus itu sangat lemah di hadapan orang-orang yang kuat ikhlasnya. Saking kuatnya insan tersebut, bahkan Tuhan pun memilihnya menjadi insan yang ikhlas pada level tertinggi.

Jangan pernah gentar meskipun iblis telah bersumpah terus mengganggu manusia. Tidak ada musuh yang kuat selama kita mampu menjadikan diri lebih kuat lagi. Apalagi Allah Swt. menjadikan orang-orang ikhlas sebagai insan pilihan.




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur