angka COVID-19 kembali naik/Freepik
angka COVID-19 kembali naik/Freepik
KOMENTAR

WORLD Health Organization (WHO) menyebutkan ada 4 (empat) Variants of Interest (VOI) dan 5 (limat) Variants Under Monitoring (VUM) yang merupakan varian SARS-CoV-2 yang kini mendominasi kenaikan angka COVID-19 di seluruh dunia.

Empat VOI tersebut adalah XBB.1.5, XBB.1.16, EG.5, dan BA.2.86. Sedangkan lima VUM yang tengah naik angka penyebarannya adalah DV.7, XBB, XBB.1.9.1, XBB.1.9.2, dan XBB.2.3.

Dikutip dari laman resmi WHO, VOI merupakan varian dengan kemampuan genetik yang bisa mempengaruhi karakter virus. VOI mampu menjadikan penyakit lebih parah, kekebalan cepat menurun, penularan yang cepat, dan menghindari diagnosis.

“Akan baik jika kita mendapat informasi berapa persen varian atau subvarian yang saat ini beredar di negara kita, juga perkembangannya dari waktu ke waktu,” ujar Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama saat menyampaikan perkembangan terkini COVID-19 di Jakarta (17/12).

Tjandra mencontohkan Singapura yang pada akhir November didominasi varian EG.5 dengan sub-lineage HK.3 yagn menyebabkan lebih dari 70 persen kasus COVID-19. Pemerintah Singapura kini menyebutkan lebih dari 60 persen kasus disebabkan virus jenis JN.1 yang merupakan bagian varian BA.2.86. Varian BA.2.86 sudah berkembang di 46 negara dengan gambaran klinik tidak berbeda dari varian yang menyebar sebelumnya.

Pada periode 3-9 Desember, Singapura mengalami kenaikan angka kasus COVID-19 hingga 75 persen. Saat ini jumlahnya sudah mencapai 32.035 kasus.

Menurut Tjandra, varian yang paling banyak beredar di seluruh dunia saat ini adalah varian EG.5 yang menyebar di 89 negara di dunia dan menjadi 51,6 persen dari sekuen genom yang dikirim ke GISAID.

Dalam laporan terbaru COVID-19 Epidemiological Update yang dipublikasikan 24 November 2023, WHO menyatakan bahwa mereka tengah fokus memonitor berbagai varian tersebut yang dilaporkan di banyak negara.

Menurut WHO, VOI merupakan penyebab penularan COVID-19 di antara komunitas hingga menyebabkan munculnya klaster COVID-19. Sementara VUM merupakan varian yang diawasi ketat karena menyebabkan penyebaran yang luas dan berpotensi meningkatkan angka kasus di sejumlah negara di dunia.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News