Dialog Nasional Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan Lemhanas bersama ratusan siswa sekolah menengah di Surabaya, Kamis (31/8).
Dialog Nasional Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan Lemhanas bersama ratusan siswa sekolah menengah di Surabaya, Kamis (31/8).
KOMENTAR

Tempat terbaik dan terkomplit untuk belajar bela negara ialah Taman Makam Pahlawan (TMP). 

Para generasi penerus bisa belajar mengenai ideologi, dan lebih mengenal pahlawan yang telah berjuang mempertahankan tanah air Indonesia di TMP tersebut.

Hal ini disampaikan Tenaga profesional (Taprof) Bidang Ideologi Lemhannas RI, AM Putut Prabantoro,di Surabaya, Kamis (31/8) kemarin. 

Selain itu, Putut menilai para siswa akan belajar mengenai sejarah dan belajar tentang pemimpin negara dan bangsa.

"Penting bagi negara dan pemerintah untuk menjadikan taman makam pahlawan sebagai kurikulum wajib untuk bela negara," kata dia dalam keterangan tertulis diterima Farah.id, Jumat (1/9). 

Bersama 400 siswa sekolah menengah atas dan narasumber dalam dialog nasional tentang bela negara ini untuk menandai pelantikan Bakorda  Wilayah Forum Kader Bela Negara (FKBN) Se-provinsi Jawa Timur.

"Para siswa harus tahu tentang sejarah para pahlawan yang berjasa atas berdirinya negara dan tanah air yang sekarang kita pijak," ujarnya. 

Dia menjelaskan, sebuah negara akan dengan mudah dikalahkan jika generasi mudanya tidak mengetahui sejarah bangsanya. Sebuah bangsa akan terhapus jika, budayanya tidak dipelihara dan dirawat oleh generasi penerusnya.

"Negara dan tanah air yang kita pijak tidak begitu saja kita dapatkan,“ tegasnya.

Dalam dialog itu, ratusan sekolah menengah dari 15 sekolah di Surabaya itu menyatakan diri untuk mencintai negara dan bangsa Indonesia.

Mereka berkomitmen memersiapkan diri untuk menjadi pemimpin pada tahun 2045 ketika Indonesia memasuki tahun emas kemerdekaan.

Namun demikian, mereka juga meminta teladan para pemimpin nasional saat ini untuk menyiapkan mereka ke arah yang diinginkan negara dan bangsa.

Di kesempatan itu dia mencontohkan bela negara sederhana namun paling konkrit tentang bela negara adalah saat siswa SMP dari NTT, Yohanes Andi Gala, yang naik naik ke puncak untuk perbaiki tali bendera saat upacara HUT Kemerdekaan pada tahun 2018. Putut Prabantoro menunjukkan perilaku bela negara tersebut melalui video.

“Bela negara membutuhkan komitmen dari para warga negaranya. Tidak perlu yang tinggi-tinggi atau yang hebat-hebat. Cukup dengan tindakan sederhana dengan menunjukan kecintaan terhadap bangsa dan negara," imbuhnya.

Menurut dia, dengan menghormati simbol-simbol negara seperti bendera, Garuda Pancasila, bahasa Indonesia serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan baik, merupakan cara menunjukan cinta kepada negara dan tanah air dan bangsa.

"Semakin bertambahnya usia, kewajiban kalian untuk mencintai negara dan tanah air membutuhkan tanggung jawab yuang lebih besar,“ terangnya. 

Diurai lebih lanjut oleh Putut, para siswa yang hadir dalam acara bela negara di Gedung Balai Pemuda itu adalah calon pemimpin negara Indonesia pada tahun 2045. 

"Pendidikan bela negara jangan diasumsikan seseorang akan menjadi tentara atau polisi. Kesan ini harus dihapus dengan memberikan pendidikan bela negara yang benar. Pendidikan bela negara harus berujung pada cinta tanah air dan negara. Mengikuti upacara dengan khidmat adalah salah satu cara mencintai negara ini. Bendera Merah Putih, Bahasa Indonesia, lagu Indonesia Raya dan Lambang Negara adalah simbol kedaulatan negara Indonesia,” tuntasnya.




Kencangkan Dukungan ke Palestina, Universitas Siber Muhammadiyah Gelar Aksi Hybrid dan Penggalangan Dana

Sebelumnya

Kelompok Pro-Israel Serang Demonstran Pro-Palestina, Bentrokan Terjadi di Kampus UCLA

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News