Ilustrasi perubahan iklim pada Bumi/NET
Ilustrasi perubahan iklim pada Bumi/NET
KOMENTAR

BADAN METEOROLOGI Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan di tanah air akan berada di kisaran rendah hingga menengah pada September hingga November 2023.

Sebelumnya, fenomena 'pengering hujan' El Nino tiba sejak Juni dan terus menguat belakangan. Menurut data terbaru BMKG, El Nino kini sudah mencapai level moderat, dengan Southern Oscillation Index (SOI) mencapai -9,5, dan Indeks NINO 3.4 +1.27.

Selain itu, ada fenomena serupa dari Samudera Hindia, Ocean Indian Dipole (IOD), yang makin positif dengan Dipole Mode Index +1.05.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan di tanah air akan berada di kisaran rendah hingga menengah pada September hingga November 2023.

Sebelumnya, fenomena 'pengering hujan' El Nino tiba sejak Juni dan terus menguat belakangan. Menurut data terbaru BMKG, El Nino kini sudah mencapai level moderat, dengan Southern Oscillation Index (SOI) mencapai -9,5, dan Indeks NINO 3.4 +1.27.

Selain itu, ada fenomena serupa dari Samudera Hindia, Ocean Indian Dipole (IOD), yang makin positif dengan Dipole Mode Index +1.05.

Meski begitu, BMKG menyebut hujan akan berangsur turun seiring dengan siklus El Nino. Berikut kronologi hujan per bulannya:

BMKG, dalam buletin hujan bulanan yang dirilis pada Agustus, memprediksi pada September hingga November 2023 wilayah Indonesia umumnya mengalami curah hujan kategori rendah hingga menengah.

Bulan depan, 53,73 persen wilayah Indonesia diprakirakan mengalami curah hujan kategori rendah (curah hujan berada di kisaran 0-100 mm/bulan).

Kemudian, 43,33 persen wilayah diprakirakan memiliki curah hujan tingkat menengah yang artinya curah hujan berada di kisaran 100-300 mm/bulan.

Sisanya, 2,94 persen wilayah tanah air diprakirakan mengalami curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi yang artinya curah hujan berada di atas 300 mm/bulan.

Pada Oktober, BMKG mengungkap cuaca tanah air tampak semakin basah dengan peningkatan curah hujan di berbagai daerah.

Sekitar 37,48 persen wilayah Indonesia, kata lembaga itu, akan memiliki curah hujan kategori rendah; 55,53 memiliki curah hujan tingkat menengah; dan 6,99 persen diprakirakan memiliki curah hujan tinggi hingga sangat tinggi.

Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, dalam keterangan tertulisnya mengungkap daerah-daerah yang mengalami curah hujan rendah.

Yakni, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian besar Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur bagian selatan;

Selain itu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat bagian selatan, sebagian Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Maluku dan sebagian Papua bagian selatan.

Pada November, wilayah yang memiliki curah hujan tingkat rendah semakin berkurang dari bulan sebelumnya. BMKG memperkirakan hanya 13,49 persen wilayah Indonesia yang mengalami curah hujan kategori rendah.

BMKG mengungkap sebanyak 70,89 persen wilayah tanah air akan memiliki curah hujan tingkat menengah. Sedangkan wilayah dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi terdapat di 15,62 persen wilayah tanah air.

Daerah yang mengalami curah hujan rendah antara lain Lampung, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, sebagian NTT;

Sebagian Kalimantan Selatan bagian selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian besar Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Papua bagian selatan 

Fachri mengungkap Desember 2023 pada umumnya berada berada pada kategori curah hujan menengah-tinggi.

Curah hujan rendah diprediksi masih terjadi di sebagian Papua Barat.

Daerah yang mengalami curah hujan rendah antara lain Lampung, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, sebagian NTT;

Sebagian Kalimantan Selatan bagian selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian besar Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Papua bagian selatan 




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News