Heru Budi yakin, penerapan WFH 50% mampu mengurangi polusi udara di Jakarta/Net
Heru Budi yakin, penerapan WFH 50% mampu mengurangi polusi udara di Jakarta/Net
KOMENTAR

POLUSI udara menjadi masalah lingkungan yang berdampak pada kesehatan manusia. Sebab, ada sejumlah penyakit respirasi yang diakibatkan polusi udara dengan prevalensi tinggi.

Berdasarkan dara Global Burden Diseases 2019, Diseases an Injuries Collaborators, terdapat lima penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yaitu penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker pari, tuberculosis, dan asma.

Di Indonesia, dari 10 penyakit dengan kasus terbanyak per 100 ribu penduduk, empat di antaranya merupakan penyakit respirasi, yaitu PPOK dengan 78,3 ribu kematian, kanker paru dengan 28,6 ribu kematian, pneumonia (52,5 kematian), and asma (27,6ribu kematian).

Beberapa waktu lalu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, sempat menyampaikan saran untuk menerapkan work from home (WFH) kepada seluruh kantor yang ada di wilayahnya. Setelah mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo, Heru langsung mengambil tindakan.

“Rencananya, mulai September mendatang kita akan memulai uji coba penerapan WFH kapasitas 50% bagi aparatur sipil negara (ASN). Uji coba akan dilaksanakan selama tiga bulan,” kara Heru ditemui di Balai Kota Jakarta, Selasa (15/8).

Saat ini, kata Heru, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI sudah memberikan keleluasaan jam kerja bagi ASN. Dan, sepertinya Heru akan meniru tindakan tersebut.

“Selama penerapan kebijakan, kerja dilakukan secara hybrid working atau kombinasi bekerja di kantor (WFO) dan bekerja dari rumah (WFH). Akan kita laksanakan September mendatang,” jelas Heru.

Selain itu, Pemprov DKI juga akan menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi siswa, juga sebanyak 50%. Terkait teknisnya, akan diatur oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.




Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Sebelumnya

Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News