Ilustrasi
Ilustrasi
KOMENTAR

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan puluhan bayo terinfeksi virus langka dan mematikan. Hal ini terjadi di wilayah Eroba dan Amerika Serikat. Bahlan WHO telah mengonfirmasi bahwa setidaknya 26 bayi di Kroasia, Prancis, Italia, Spanyol, Swedia, dan Inggris telah terinfeksi jenis enterovirus langka yang disebut echovirus-11.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 8 bayo meninggal dunia dengan sebagian besar kematian dilaporkan di Prancis. Balita-balita tersebut meninggal setelah mengalami kegagalan organ dan sepsis.

“Kasus ini dianggap tidak biasa, karena kerusakan yang sangat cepat dan tingkat kematian terkait kasus di antara bayi yang terkena dampak,” tulis juru bicara WHO dalam keterangannya, seperti dikutip dari NBCNews, Sabtu (8/7).

Enterovirus diketahui dapat sangat memengaruhi bayi baru lahir, yang sistem kekebalan tubuhnya belum cukup matang untuk melawan infeksi. Penyakit ini disebarkan melalui kotoran atau dengan menghirup droplet pernapasan dan biasanya hidup di sistem pencernaan.

Pada investigasi lebih lanjut, WHO menilai risiko kesehatan masyarakat untuk populasi umum adalah rendah. Mereka terus mendorong negara-negara untuk memantau dan melaporkan kasus.

Fasilitas kesehatan yang merawat bayi baru lahir harus membiasakan diri dengan tanda dan gejala echovirus, serta menjaga kewaspadaan terhadap potensi infeksi dan wabah terkait perawatan kesehatan.

Berikut sejumlah fakta mengenai echovirus-11 yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat:

  1. Pada 5 Mei 2023, Prancis melaporkan terjadinya peningkatan kasus sepsis neonatal parah yang terkait dengan Echovirus-11. Sebanyak 9 kasus dengan gangguan hati dan kegagalan multiorgan, dengan 7 kematian (Juli 2022-April 2023) dari empat rumah sakit di tiga wilayah.
  2. Pada 26 Juni 2023, Kroasia melaporkan 1 kasus infeksi E-11 yang dikonfirmasi dari sekeolompok penyakit enterovirus pada neonates yang terdeteksi pada Juni 2023.
  3. Di Italia telah melaporkan tujuh kasus infeksi E-11 yang dikonfirmasi pada neonates antara April dan Juni 2023. Begitu pula Spanyol yang melaporkan ada dua kasus infeksi (2023), serta Swedia dengan lima kasus di mana 4 kasus meningoensefalitis pada bayi akibat infeksi E-11 antara 2022 hingga 15 Juni 2023.
  4. Sementara, Inggris Raya dan Irlandia Utara (UK) melaporkan 2 kasus pada Maret 2023.

“Kebanyakan enterovirus menyebabkan penyakit yang sangat ringan pada anak-anak yang mereka infeksi. Tetapi dalam proporsi kecil, kami melihat penyakit bencana yang jauh lebih signifikan,” begitu kata Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News