Potongan drama Juvenile Justice yang tayang di Netflix, tahun lalu/Net
Potongan drama Juvenile Justice yang tayang di Netflix, tahun lalu/Net
KOMENTAR

PARA pecinta drama Korea pastinya tidak akan melewatkan drama Juvenile Justice. Sinetron ini dibuat sebagai sindiran keras pola asuh yang salah dari orang tua di Korea Selatan. Namun tidak hanya orang tua di Negeri Ginseng itu yang tersentil, baiknya juga menjadi kacamata bagi orang tua di seluruh negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, kejahatan yang dilakukan anak semakin banyak diberitakan. Ketika anak menjadi pelaku, peran orang tua dalam mengasuh terkadang minim diberitakan. Padahal, pola asuh itu memengaruhi perkembangan mental anak hingga dewasa. Hal ini yang terkadang tidak disadari.

Pola asuh yang salah dan tidak ada kedekatan antara anak dengan orang tua mengakibatkan anak menjadi tertutup. Mereka akan mencari kedekatan dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar. Jika anak sudah terjebak dalam lingkungan yang salah, mereka lebih mudah terjerumus tindak kriminalitas, seks bebas, agresif, iri hati, minder, dan nir-empati.

Drama Korea Juvenile Justice sudah tayang di Netflix sejak 25 Februari 2022. Sinetron ini berhasil menarik perhatian publik. Berbeda dengan drama bergenre kriminal lainnya, Juvenile Justice yang dibintangi kim hye Soo dan Kim Moo Yeol ini menyajikan kasus kriminal yang dilakukan remaja.

Juvenile Justice membahas seluk beluk peradilan anak di Korea Selatan. Drama ini memotret peradilan anak secara gambling dengan sudut pandang hakim Sim Eun Seok. Sepanjang 10 episode, penonton dibawa untuk memecahkan kasus kriminal anak mulai dari pembunuhan, perundungan, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, hingga prostitusi anak.

Drama ini begitu ramai diperbincangkan, lantaran drama ini berhasil memberikan banyak pelajaran bagi para penontonnya. Beberapa pesan yang berhasil disampaikan Hong Jong Chan selaku sutradara dan Kim Min Seok selaku penulis naskah adalah bagaimana mendidik seorang anak.

Pentingnya lingkungan keluarga yang sehat dan suportif menjadi penentu siap anak dalam melihat dunia luar. Hal ini terlihat dari sejumlah kasus yang terjadi pada anak-anak di bawah umur yang melakukan tindakan kriminal.

Sudah banyak contoh kejahatan yang dilakukan pelaku usia anak. Jangan sampai korban kembali berjatuhan!




Ingin Jadi Individu Sukses, Ini Alasan Mengapa Kita Butuh Dukungan Orang Lain

Sebelumnya

Gen Z dan Upaya Mengatasi Tantangan Sandwich Generation

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family