Gelarakan Jakarta Marketing Week 2023 di Grand Atrium Kota kasablanka, Jakarta Selatan/Farah
Gelarakan Jakarta Marketing Week 2023 di Grand Atrium Kota kasablanka, Jakarta Selatan/Farah
KOMENTAR

The Islamic Way of Parenting

ANAK merupakan anugerah besar yang Allah titipkan kepada para orang tua. Kunci terbesar dari keberhasilan seorang anak di masa depan terletak pada doa yang dipanjatkan dan pendidikan yang ditanamkan sejak dini.

Di dalam kacamata Islam, keberhasilan seorang anak tidak hanya terletak pada kesuksesannya mencapai prestasi duniawi, namun juga pada kesholehannya yang mampu membahagiakan orang tua di dunia dan akhirat.

Dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 9, Allah berfirman:

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”

Berkaitan dengan ayat tersebut, Ustad Ambia Dahlan Abdullah mengatakan, ketika berkeluarga kita tidak boleh meninggalkan anak-anak dalam keadaan lemah pada tiga hal yaitu harta, pendidikan dan akhlak. Ketiga hal tersebut harus dimiliki secara keseluruhan, karena saling berkaitan satu dengan lainnya.

Saat seseorang meninggal, semua amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shalih. Namun faktor yang menentukan baik dan buruknya seorang anak adalah bibit awalnya.

“Yang menjadi penentu baik atau buruknya anak adalah orang tuanya, bibit awalnya. Sesuai perintah Rasulullah SAW adalah nikahilah perempuan karena 4 perkara, yaitu kecantikannya, keturunannya, hartanya, dan agamanya. Hal ini tidak hanya berlaku bagi seorang laki-laki namun juga perempuan. Bila bibitnya bagus, maka keturunannya akan baik,” jelas Ustad Ambia dalam TalkShow The Islamic Waay of Parenting pada hari ke-2 acara Jakarta Marketing Week 2023 Kamis (15/6) di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

Dalam agenda yang sama, penulis dan founder Teman Temani sekaligus praktisi homeschooling Nadia Karina Hakman (Teh Karin), menyampaikan perbedaan antara pendidikan yang Islami dengan yang bukan adalah terletak pada tujuannya.

Pada pendidikan anak secara Islami tujuannya adalah menggapai ridho Allah untuk meraih surga. Hal tersebut sesuai dengan ayat Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6, yaitu :

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah, kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dan pondasi utama yang harus diajarkan pada anak adalah tauhid.

“Ketika tauhidnya kuat, dia akan belajar dan tumbuh menjadi anak yang baik,” ucap perempuan lulusan Auckland University tersebut.

Menurutnya mengajarkan Islam kepada anak adalah bentuk dakwah orang tua kepada anak dan proses ini harus dilakukan dengan cara yang halus agar tumbuh kedekatan hati antara orang tua dan anak.

Dan bila ingin anak-anak tumbuh menjadi anak-anak yang baik, orang tua juga wajib berproses hijrah ke arah yang lebih baik.

“Yang terpenting adalah orang tua punya keinginan untuk berbenah diri menjadi lebih baik agar anak bisa menjadi lebih baik,” demikian Teh Karin.




Kembali Beraktivitas Pascalibur Lebaran, Simak Tips Bekerja Efektif dan Lebih Fresh ala POCO

Sebelumnya

Viral Kabar Anak Kecil Dipaksa Orang Tuanya Nonton Film Siksa Kubur di Bioskop, Ini Masukan dari Praktisi Pendidikan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family