USG portabel yang disediakan untuk ibu hamil di Suku Badui Dalam/Net
USG portabel yang disediakan untuk ibu hamil di Suku Badui Dalam/Net
KOMENTAR

SUKU Badui Dalam kini semakin dekat dengan pelayanan kesehatan dasar. Pemeriksaan kesehatan yang tadinya harus ke klinik atau puskesmas dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, kini bisa dilayani secara on the spot.

Salah satu manfaat besarnya adalah kehadiran USG Portabel, yang sangat membantu dalam mengawasi kesehatan ibu hamil dan janin. Saat ini, sudah 51 orang merasakan manfaatnya.

Untuk menjangkau semua kampung, pelayanan kesehatan dilakukan dengan mendirikan 9 posyandu dengan masing-masing 1 bidan. Setiap posyandu melayani 4 hingga 7 kampung. Posyandu dibentuk seperti rumah warga sekitar, agar mereka nyaman saat memeriksakan kesehatannya.

Sebelumnya diketahui, jumlah kematian ibu di Puskesmas Cisimeut pada 2022 sebanyak 5 orang dan sampai Juni ini telah terjadi tiga kali kematian ibu. Kematian tersebut terjadi karena lambatnya deteksi kelainan yang terjadi selama kehamilan. Sekadar diketahui, ibu hamil dari Suku Badui biasanya tidak rutin melakukan ANC, karena lebih sering pergi ke ladang.

Dan saat ini, kendala tersebut coba diatasi dengan adanya pemeriksaan USG di klinik dan puskesmas, salah satunya di Puskesmas Leuwidamar.

USG Portabel tersebut didapat dari RS Universitas Indonesia pada Oktober 2022 dan kini digunakan untuk pemeriksaan di posyandu. Sementara USG di Puskesmas Cisimeut didapatkan dari Dinkes Lebak pada awal 2023.

Saat ini, jumlah ibu hamil di Badui Dalam yang sudah melakukan pemeriksaan kandungan dengan USG sebanyak 51 ibu hamil. Sedangkan di puskesmas, lebih dari 50 ibu hamil per bulan memeriksakan kehamilannya.

Seorang bidan menceritakan, pada saat pemeriksaan seorang ibu hamil di Posyandu, terlihat ada dua kepala bayi dan detak jantung di dua titik. Setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan di Puskesmas Cisimeut diketahui bahwa ibu tersebut sedang hamil anak kembar.

“Saya beritahu ibu hamil tersebut bahwa kemungkinan memiliki dua anak kembar dan menyarankannya periksa ke Puskesmas. Kita juga melaksanakan penyuluhan tanda bahaya kehamilan dan memberikan tablet Fe (zat besi) di Posyandu,” kata bidan tersebut.

Begitu pula ketika ada kelainan pada janin, bisa diketahui lewat USG dan langsung berkonsultasi dengan dokter. “Kita bersyukur sudah dapat alat USG ini soalnya manfaat nya banyak khususnya untuk masyarakat di Badui Dalam,” ujar dia.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News