Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

KISRUH keamanan Indomie Rasa Ayam Spesial masih berlanjut. Untuk meyakinkan keamanannya, pemerintah Malaysia juga melakukan tes. Sebelumnya, Malaysia merujuk pada Taiwan yang menyebutkan bahwa kandungan etilen oksida pada produk mie tersebut tidak aman dikonsumsi, dan menarik peredarannya dari pasar lokal.

Dari hasil pemeriksaan, Dirjen Kemenkes Malaysia Dr Muhammad Radzi Abu Hassan menjelaskan, apa yang diperintahkan untuk ditarik kembali seteleh terdeteksi etilen oksida, telah dipastikan aman untuk dikonsumsi dan memenuhi ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan.

“Berdasarkan analisis laboratorium yang telah dilakukan pada sampel, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa produk tersebut memenuhi undang-undang yang ditentukan dan aman untuk dimakan,” kata M Radzi.

Proses pemeriksaan dilakukan melalui enam tingkatan. Untuk pemeriksaan level 5, yaitu hold, test, and release (TUL), produk pangan yang masuk ke dalam negeri akan ditahan dan dianalisis terlebih dulu. Produk yang tidak sesuai aturan, ditarik dari pasaran.

Heboh mie ber-etilen oksida ini diawali saat pemerintah Taiwan menarik dari peredaran Indomie Rasa Ayam Spesial. Temuan ini merupakan bagian dari pemeriksaan mie instan kota di Taipei.

Pada bumbu mie instan produk Indonesia, ditemukan mengandung 0,187 mg/kg etilen oksida. Jumlah tersebut bagi pemerintah Taiwan sudah sangat mengganggu dan memicu risiko kesehatan, berupa kanker.

Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya belum mengatur batas maksimal residu EtO, sehingga pengaturannya di tiap negara berbeda-beda.

Mengutip informasi di web Biro Zat Beracun dan Kimia Taiwan di bawah Administrasi Perlindungan Lingkungan Tingkat Kabinet, etilen oksida beracun jika dikonsumsi atau dihirup.

Selain itu, berisiko menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mat ajika bersentuhan langsung dengan zat itu. Bahkan pada kondisi lainnya, bisa memicu cacat lahir dan keturunan.

Dan sebagaimana diketahui, EtO merupakan jenis gas tidak berwarna yang mudah terbakar dan berbau amis. Zat ini biasanya digunakan untuk pembuatan etilen glikol (antibeku), tekstil, deterjen, pelarut, dan produk lainnya.




Banjir Bandang Lahar Dingin Terjang Sejumlah Wilayah Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bahaya Susulan

Sebelumnya

Jemaah Haji Tak Boleh Melepas Gelang dan Kalung Identitas Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News