Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SUDAH beberapa hari ini, penggemar mie diresahkan dengan kabar yang muncul di Taiwan. Kementerian Kesehatan setempat baru saja mendeteksi adanya zat karsinogenik pemicu pertumbuhan sel kanker, etilen oksida, dalam bumbu produk mie instan buatan dalam negeri yang diekspor, yaitu Indomie Rasa Ayam Spesial.

Pasca penemuan itu, produk tersebut langsung ditarik dari toko-toko dan para importir dikenai denda antara 60.000 dolar Taiwan (Rp29 juta) hingga maksimal 200 juta dollar Taiwan (Rp97 triliun).

Menyusul Taiwan, Malaysia juga melakukan hal yang sama. Menteri Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan, pihaknya memutuskan menarik Indomie Rasa Ayam Spesial menyusul temuan Taiwan.

“Kementerian sudah mengeluarkan perintah Tahan, Tes, dan Lepaskan produk itu di semua titik masuk. Kami juga sudah memerintahkan perusahaan untuk secara sukarela menarik produk itu dari pasar,” kata Radzi.

Sebenarnya, seberapa bahaya senyawa etilen oksida bagi kesehatan manusia? Benarkah memicu tumbuhnya sel kanker?

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan, etilen oksida yang terhirup atau tertelan, dengan mudah diserap tubuh melalui paru-paru dan saluran pencernaan. Etilen oksida juga mudah larut dalam darah, sehingga dengan cepat didistribusikan ke seluruh tubuh.

Paparan terhadap etilen oksida dapat mengiritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan. Kemudian, menyebabkan pusing, mual, serta memengaruhi sistem saraf pusat.

Selain itu, etilen oksida juga berpotensi menyebabkan kanker. Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian International Agency for Research on Cancer (IARC), bahwa etilen oksida diklasifikasikan sebagai grup 1 Carcinogenic to humans.

Lalu, bagaimana mengetahui apakah seseorang telah terpapar etilen oksida?

Mengutip Alo Dokter, ada dua jenis tes yang dapat digunakan untuk mengetahuinya. Pertama, tes mengukur etilen oksida dalam darah dan tes mengukur kandungan tersebut dalam napas.

Tapi, tes ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi, bagaimana zat tersebut memengaruhi kesehatan. Tes hanya digunakan untuk memantau tingkat paparannya di tubuh.

Yang perlu diketahui, bahan kimia biasanya akan meninggalkan tubuh relatif cepat, yaitu sekitar 50 persen setiap 40 menit atau lebih. Namun hal tersebut tetap dapat menyebabkan tubuh cedera seumur hidup.

Jadi, pesan untuk para Sahabat Farah, selalu berhati-hati saat mengonsumsi makanan atau menggunakan produk apapun. Cermati komposisi atau kandungan yang ada dalam kemasan dan hindari jika mengandung zat berbahaya atau tidak dikenali.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News