Peserta retret Djerela bersantai di sore hari/ CNN
Peserta retret Djerela bersantai di sore hari/ CNN
KOMENTAR

PERANG sangat mempengaruhi sistem perawatan kesehatan di Ukraina dan berdampak sangat buruk penyandang disabilitas intelektual dan keluarga mereka.

Kondisi mereka seringkali tidak terlihat oleh masyarakat umum dan masih banyak disalahpahami. Komunitas tersebut menderita kekurangan layanan dukungan yang kronis bahkan sebelum invasi Rusia dimulai Februari lalu.

Dengan sumber daya yang dialihkan untuk fokus pada perang, banyak keluarga penyandang disabilitas berjuang untuk mengatasi kesulitan hidup yang kian berat.

“Para pejabat memberitahu saya bahwa kepedulian dan dukungan bagi penyandang disabilitas intelektual dan keluarga mereka adalah 'kemewahan' selama masa perang. Jadi, kita harus menunggu sampai setelah perang untuk mendapatkannya,” kata Raisa Kravchenko, Presiden Koalisi LSM Seluruh Ukraina untuk Penyandang Disabilitas Intelektual (All Ukrainian NGO Coalition for Persons with Intellectual Disabilities).

Kravchenko memahami betul kesulitan keluarga penyandang disabilitas intelektual. Tak lain karena anaknya sendiri, Oleksiy, memiliki disabilitas intelektual dan gangguan perilaku yang mungkin terkait dengan kelahirannya yang traumatis. Ia lahir di tempat yang dulunya Soviet Ukraina pada pertengahan 1980-an. Prosedur standar saat itu adalah menempatkan anak-anak disabilitas di sejumlah institusi (lembaga, panti penampungan).

Hal itu bukanlah sesuatu yang ingin dilakukan Kravchenko. Sebaliknya, dia mulai meneliti pendekatan Barat untuk merawat anak-anak penyandang disabilitas intelektual dan gangguan perilaku kompleks.

Pada tahun 1994, Kravchenko mengelola after-school club bagi anak-anak penyandang disabilitas. Dua tahun kemudian, dia ikut mendirikan Djerela, salah satu LSM pertama di Ukraina yang berfokus mendukung keluarga penyandang disabilitas.

Di antara prakarsa utama Djerela adalah program retret di sebuah rumah pedesaan di Bohuslav, sebuah kota yang berjarak sekitar dua jam berkendara ke selatan Kyiv.

Tempat itu menawarkan kesempatan untuk melarikan diri dari kecamukperang. Ada hutan dan sungai di dekatnya dan banyak udara segar. Dan karena properti ini sangat terpencil, tidak ada sirene serangan udara dan tidak ada pemadaman listrik karena panel surya sudah dipasang.

Sebelum perang berkecamuk, sebagian besar program retret bagi penyandang disabilitas didanai oleh pemerintah kota Kyiv. Biaya menginap selama 10 hari sekitar 580 dolar Amerika per orang dan sponsor asing telah masuk selama enam bulan. Tetapi kini, uang tersebut hampir habis. Sedangkan bagi sebagian besar keluarga, membayar secara pribadi untuk menginap terbilang tak terjangkau.

Kravchenko mengatakan kurangnya dukungan yang kronis membuat banyak keluarga menghadapi pilihan yang hampir mustahil; antara menempatkan anak mereka di tempang penampungan atau mengurus anak mereka secara mandiri sepenuhnya.

Ketika orang tua bertambah tua atau tidak dapat lagi menangani beban pengasuhan, satu-satunya pilihan lain adalah institusi.

Kravchenko mengatakan bahwa meskipun hal ini selalu menjadi masalah di Ukraina, perang menyebabkan lebih banyak keluarga yang harus berjuang. Sekitar 40.000 orang dimasukkan ke panti sebelum invasi Rusia. Menurut pemerintah Ukraina, sekitar 4.000 orang baru dikirim ke panti dalam beberapa bulan pertama perang.

Pada tahun 2017, parlemen Ukraina telah menyetujui rencana perombakan sistem perawatan sosial negara yang mencakup peralihan dari perawatan residensial ke dukungan berbasis komunitas untuk penyandang disabilitas intelektual dan keluarga mereka. Tapi seperti banyak inisiatif lainnya, rencana itu terhenti saat terjadi perang

Sejumlah departemen pemerintah Ukraina dan pengelola perumahan di wilayah Kyiv belum memberikan pernyataan tentang ketersediaan layanan dan pendanaan bagi perawatan penyandang disabilitas berbasis komunitas tersebut.

“Cita-cita kami adalah pemerintah dapat membangun lebih banyak fasilitas berbasis keluarga yang layak bagi penyandang disabilitas dewasa. Saat ini, Ukraina hanya menyediakan panti pengasuhan legal untuk anak-anak disabilitas. Orang muda yatim piatu dapat diasuh hingga usia 23 tahun, dan setelah mereka berusia 23 tahun, mereka akan ditempatkan di panti.  

Saat perang di Ukraina memasuki tahun kedua, para penyandang disabilitas menderita. Saat ini, dana darurat untuk membantu Koalisi Semua LSM Ukraina untuk Penyandang Disabilitas Intelektual telah dibentuk. Ukraina juga mendapat bantuan kemanusiaan dari berbagai organisasi dan pemerintahan negara lain.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon