Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

KEMATIAN seorang warga setelah ditolak rujukannya oleh RSUD Cisereng Subang, Jawa Barat mendapat perhatian banyakkalangan.

Kematian tersebut dinilai bisa dihindarkan apabila rumah sakit sigap dan tanggap tentang hal-hal kedaruratan.

"Kan rumah sakit itu ada tempat yang namanya Instalasi Gawat Darurat (IGD) itu bisa ditangani dan berikan pertolongan dahulu, kemudian terkait administrasi. Sebenarnya tak hanya RS negeri tetapi RS swasta juga, sebab tujuan rumah sakit itu kan menolong orang sakit, orang yang membutuhkan pertolongan dan pengobatan, serta pelayanan kesehatan, maka fokus pada tujuan utamanya itu, selanjutnya recovery apakah itu menggunakan BPJS, dana pribadi, asuransi, atau apapun berikutnya," kata pengamat kebijakan publik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan, Minggu (5/3/2023).

Menurut Cecep, semestinya layanan publik, tentang kedaruratan menjadi hal utama yang mesti diperhatikan dengan artian mendahulukan pertolongan kepada pasien. Bukan mengutamakan birokrasi.

"Tentu menyelamatkan pasien jauh lebih utama dari sekedar mengurus birokrasi. Apalagi, bagi mereka kelompok rentan. Jadi, kejadian ini harus menjadi warning buat semua. Dan perlu adanya audit pada SOP dan pelaksanaan SOP karena ini bukan hal sepele, serta Bupati dan DPRD setempat juga harus cek ricek dan lakukan investigasi," katanya.

Cecep juga mengingatkan, jangan sampai rumah sakit milik pemerintah kalah dalam hal fasiltas dan layanannya dengan swasta. 

Pihak BPJS kesehatan pun menurut Cecep harus mengevaluasi diri dengan kasus seperti ini.




Pertemuan Dua Tokoh Dunia: Presiden RI Prabowo Subianto dan Bill Gates Bahas Masa Depan Berkelanjutan di Jakarta

Sebelumnya

Sejumlah ASN Langgar Instruksi Gubernur Jakarta Soal Wajib Naik Transportasi Umum Setiap Rabu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News