Ustadzah Siti Fatiyah saat memberikan tausiah di acara Hijabers Community, Sabtu (21/1)/Farah.id
Ustadzah Siti Fatiyah saat memberikan tausiah di acara Hijabers Community, Sabtu (21/1)/Farah.id
KOMENTAR

ZAMAN terus berkembang, namun entah apa yang terjadi pada perkembangan moral dan iman manusianya. Bayangkan saja, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baru saja mengungkap fakta yang sangat miris. Sebanyak 50 ribu lebih anak menikah dini karena mayoritas hamil di luar nikah.

Tidak berhenti sampai di situ, berdasarkan data Komnas Perempuan, dispensasi perkawinan anak meningkat 7 kali lipat sejak 2016. Total permohonan dispensasi pada 2021 mencapai 59.709. Sungguh angka yang sangat fantastis.

Menanggapi kekhawatiran ini Ustadzah Siti Fatiyah mengatakan, Langkah pertama yang mesti dilakukan dalam menyikapi permasalahan ini adalah pendekatan orangtua kepada anak.

Artinya, orangtua diwajibkan melakukan komunikasi untuk menanamkan nilai-nilai agama. Sebab, jika nilai-nilai agama tersebut tertanam di hati anak dengan baik, maka kemanapun mereka pergi akan selalu mengingat Allah dan nasihat-nasihat orangtuanya.

“Rasulullah Saw pernah berpesan kepada Ibu Abbas untuk menjaga Allah (dalam hatinya). Sebab, dengan menjaga Allah, nicaya Dia akan menjagamu. Dan ketika ia menjaga Allah, maka kamu akan mendapati-Nya bersamamu ketika meminta sesuatu. Begitu pula ketika kamu membutuhkan pertolongan, mintalah kepada Allah. Nah, nilai-nilai ini yang tidak dimiliki oleh anak zaman sekarang, sehingga mereka berani melakukan hal-hal yang melanggar, kemaksiatan, tanpa ada rasa takut kepada Allah,” kata Ustadzah Siti Fatiyah kepada Farah.id usai memberikan tausiah di acara Hijabers Community: “Sederhanakan Hijabmu, Sempurnakan Akhlakmu”, Sabtu (21/1).

Iman, tidak ada dalam urutan pertama di hati anak-anak, sehingga dengan mudah mereka terjerumus dalam aktivitas yang terlarang. Lagi-lagi, peran utama dipegang oleh seorang Ibu. Beliaulah sekolah pertama anak-anak sebelum mereka mengenal para guru.

Jadi, berikan sentuhan hangat, perhatian, berkomunikasi dengan baik, ciptakan aktivitas yang efektif, sehingga kemanapun anak pergi, ia akan selalu dilindungi Allah dan nasihat-nasihat sang Ibu.

“Ketika ia tidak mengingat Allah, menimal nasihat orangtua selalu terngiang di telinga. Minimal itu. Karena ketika dia berakhlak mulia, sesungguhnya orangtua mendapatkan pahala yang sama persis. Begitupun sebaliknya, ketika anak berbuat dosa artinya orangtua gagal dalam mendidik, dan dosanya pun sama dengan yang dipikul si anak,” ujar dia.

“Ingat, buat orangtua bangga dengan menjalankan perintah Allah. Jangan membuatnya bersedih, karena ridha Allah terletak pada ridha orangtua dan murkanya Allah adalah murkanya orangtua,” demikian Ustadzah Siti Fatiyah.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur