Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina/ Net
Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina/ Net
KOMENTAR

SEBANYAK 120 matrass tempat tidur pasien tiba di RS Indonesia yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina pada Minggu (14/8/2022) waktu setempat.

Sebelumnya pada Desember 2021, ranjang pasien sudah tiba terlebih dulu sebanyak 130 unit, yang terdiri dari 10 tempat tidur elektrik dan 120 tempat tidur manual.

Total kapasitas tempat tidur di RS Indonesia yang kini sudah menjadi 4 lantai secara keseluruhan mencapai 230 tempat tidur termasuk ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat), ICU (Intensive Care Unit), dan ICCU (Intensive Cardiac Care Unit).

Tim pengadaan alat Kesehatan RS Indonesia dr. Arief Rachman, SpRad mengatakan bahwa pengadaan alat kesehatan untuk dua lantai tambahan RS Indonesia yang baru dibangun, yaitu lantai 3 dan 4 masih belum lengkap karena belum adanya furnitur dan komputer untuk kebutuhan kantor.

 “Kami masih menunggu rekomendasi dari Palestinian Ministry of Health untuk pembelian,” ungkap relawan yang juga merupakan salah satu anggota Presidium MER-C tersebut.

Meski peralatan belum lengkap sepenuhnya, namun kebutuhan ruangan yang mendesak karena kapasitas rawat inap yang ada sebelumnya di RS Indonesia sudah tidak mencukupi, maka sebagian lantai 3 RS Indonesia yang baru dibangun sudah mulai difungsikan.

“Lantai 3 RS Indonesia terdiri dari unit endoskopi, ICCU dan rawat inap. Sementara lantai 4 terdiri dari ruang rawat inap dan ruang administrasi kantor. Karena kebutuhan yang mendesak, sebagian lantai 3 sudah mulai digunakan,” jelas dr. Arief.

Lebih lanjut Arief memaparkan bahwa pengadaan ruang ICCU RS Indonesia adalah sebagai pengembangan dari ICU.

“Selama ini tingkat keterisian bed ICU oleh pasien dengan diagnosis penyakit jantung cukup tinggi dan sering membutuhkan waktu perawatan yang lama. Hal ini mengakibatkan pasien-pasien kritis non-jantung yang membutuhkan layanan intensif potensial tidak terlayani,” ungkapnya.

RS Indonesia di Jalur Gaza adalah karya anak bangsa yang dibangun sepenuhnya dari donasi rakyat Indonesia. Pembangunan RS ini diinisiasi sejak Januari 2009 yang ditandai dengan penandatanganan MOU antara Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT (alm.) mewakili rakyat Indonesia dan dr. Bassim Naim, Minister of Health di Gaza saat itu.

Pembangunan tahap 1 RS Indonesia dimulai pada pertengahan tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014 yang diikuti dengan pengadaan alat kesehatan.

Dengan kepedulian dan kedermawanan rakyat Indonesia pengadaan alat kesehatan tahap 1 RS Indonesia selesai pada akhir tahun 2015 dan pada akhir Desember 2015, RS Indonesia mulai dibuka dan memberikan pelayanan bagi rakyat Gaza.

Difungsikan sebagai rumah sakit umum oleh pemerintah setempat, kapasitas RS Indonesia yang sebelumnya memuat 100 tempat tidur tidak lagi mencukupi terlebih ketika agresi terjadi.

Untuk itu, pada awal tahun 2019, MER-C mulai melakukan pembangunan tahap 2, yaitu pembangunan lantai 3 dan lantai 4 yang selesai pada pertengahan tahun 2020, lalu dilanjutkan dengan pengadaan alat kesehatan secara bertahap.

Saat ini RS Indonesia menjadi rumah sakit utama dan terbesar di Gaza bagian Utara serta merupakan RS terbesar ke-2 di Jalur Gaza.

 

 




Bahaya Literasi Rendah di Tengah Disrupsi Digital

Sebelumnya

UNESCO Pilih Busan Jadi Tuan Rumah Pertemuan Warisan Dunia Tahun Depan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News