KEMENTERIAN Kesehatan Singapura akan meluncurkan dosis booster vaksin COVID-19 untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun pada dua bulan mendatang.
Menteri Senior Negara untuk Kesehatan Janil Puthucheary menjelaskan bahwa dosis mRNA ketiga untuk kelompok anak-anak kemungkinan diperlukan untuk menjaga tingkat perlindungan tetap tinggi.
"Saat ini, vaksin Pfizer-BioNTech/ Comirnaty COVID-19 masih menjadi satu-satunya vaksin yang diizinkan untuk digunakan bagi anak-anak usia 5 sampai 17 tahun di Singapura," ujar dr. Puthucheary saat berbicara di Parlemen (1/8/2022).
Ia menambahkan, anak-anak yang secara medis tidak memenuhi syarat untuk divaksinasi Pfizer-BioNTech/ Comirnaty COVID-19 dapat menerima vaksin Sinovac-CoronaVac di bawah program kesehatan masyarakat khusus.
Adapun vaksin Moderna hingga saat ini masih dalam evaluasi untuk digunakan pada kelompok usia tersebut.
Vaksin untuk anak usia di bawah lima tahun
Kementerian Kesehatan tengah mempersiapkan program vaksinasi anak balita menjelang kuartal keempat tahun 2022. Target vaksinasi adalah anak-anak berusia enam bulan ke atas.
Hingga saat ini, anak-anak berusia di bawah lima tahun saat ini menjadi kelompok terakhir yang belum terlindungi vaksin.
"Otoritas Ilmu Kesehatan (The Health Sciences Authority, HSA) sedang meninjau data yang dikirimkan oleh Pfizer/BioNTech dan Moderna tentang vaksin COVID-19 untuk kelompok usia balita ini. Kami akan segera mengumumkan hasilnya jika penilaian kualitas, efektivitas, dan keamanan telah selesai dilakukan," ujar dr. Puthucheary.
Diketahui bahwa anak-anak usia di bawah lima tahun dianggap tetap lebih rentan terhadap infeksi COVID-19 dan bisa mengalami tingkat keparahan lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang berusia di atas mereka. Mirip dengan penyakit pernapasan lainnya.
Meski demikian, dr. Puthucheary menegaskan bahwa insiden keseluruhan hasil COVID-19 yang parah tetap lebih rendah pada kelompok anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa maupun para lansia.
Dilansir CNA (1/8/2022), Singapura baru-baru ini dikejutkan dengan kabar meninggalnya dua anak akibat COVID-19.
Satu anak perempuan berusia empat tahun meninggal pada bulan ini dan satu anak laki-laki berusia satu setengah tahun meninggal pada bulan Juni.
Berdasarkan data di Singapura maupun secara global, dr. Puthucheary mengatakan belum ada pengamatan bagaimana subvarian BA.4 dan BA.5 Omicron berpengaruh lebih parah terhadap anak-anak dibandingkan varian sebelumnya.
Infeksi parah yang berkelanjutan juga jarang terjadi pada anak-anak, terutama mereka yang telah divaksinasi.
Namun dr. Puthucheary menegaskan anak-anak harus segera memeriksakan diri jika membutuhkan perhatian medis.
Anak-anak dengan gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akan diuji menggunakan Antigen Rapid Test (ART) atau tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Untuk bayi berusia di bawah tiga bulan, akan dirawat di rumah sakit sementara anak-anak dengan usia lebih tua akan berada di bawah Program Pemulihan Rumah (Home Recovery Programme). HRP berada dalam pantauan dokter melalui telemedisin yang melayani 24 jam nonstop.
Menurut dr. Puthucheary, rumah sakit memprioritaskan perawatan bagi anak dengan kondisi medis mendesak. Mereka yang membutuhkan observasi dan perawatan lebih lanjut akan segera dirawat. Untuk itu, Kementerian Kesehatan secara teratur mengevaluasi dan memperbarui kriteria penyaringan pasien dengan masukan dari panel spesialis.
Antivirus Oral
Di bawah Akses Khusus Pandemi HSA, antivirus oral mendapat lisensi untuk digunakan hanya bagi pasien berusia 18 tahun ke atas.
Adapun bagi anak-anak usia 12 hingga 18 tahun, pedoman pengobatan Singapura dan internasional menunjukkan bahwa Paxlovid bisa dipertimbangkan untuk digunakan sesuai kriteria per kasus.
Kementerian Kesehatan akan terus mengkaji perihal keamanan penggunaan antivirus oral untuk anak di bawah usia 18 tahun.
KOMENTAR ANDA