Operasi di ruang tindakan KKHI Makkah, Kamis (30/6)./Kementerian Kesehatan RI
Operasi di ruang tindakan KKHI Makkah, Kamis (30/6)./Kementerian Kesehatan RI
KOMENTAR

TIGA operasi yang dilakukan Kamis kemarin (30/6) di menutup puasa operasi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah selama tujuh tahun.

Sebelum ini, menurut Kepala KKHI Makkah, dr. Andi Ardjuna Sakti, operasi terakhir dilakukan KKHI pada tahun 2015.

Tim Dokter KKHI Makkah, dr. Caesa Rizkha Febryane, Spesialis Bedah Umum mengatakan bahwa jenis operasi yang dilakukan sampai kategori sedang. Mulai dari Herniotomi, Apendiktomi, dan Insisi Drainase Abses

“Kita melakukan operasi maksimal sepakat yang sifatnya masuk ke kategori operasi sedang, dilakukan terkait kondisi emergency memang harus kita lakukan,” jelas dr. Caesa Kamis (30/6)

Operasi dilakukan secara marathon. Dibuka dengan operasi hernia. Kemudian dilanjutkan dengan operasi usus buntu atau apendiktomi, dan yang terakhir tindakan insisi drainase abses untuk pasien dengan infeksi pada fungsi alat geraknya.

Jadwal operasi ditentukan sedemikian rupa berurutan mulai dari jenis operasi yang bersih sampai bersih tercemar dengan tujuan efisiensi dan efektivitas waktu.

“Kami pilah-pilah operasi dengan menentukan jadwal operasi mulai dari operasi yang memang operasi bersih sampai ke operasi kotor itu kita lakukan di belakang,” tambah dr. Caesa seperti dikutip dari website Kementerian Kesehatan RI.

Setelah tiga operasi selesai, dilanjutkan dengan sterilisasi ruangan agar dapat kembali dimanfaatkan untuk kegiatan operasi lainnya.

Tindakan pertama yaitu Herniotomi atau operasi hernia dilakukan pada Kamis (30/6) pukul 19.20 WAS, selama 25 menit. Setelah selesai operasi, pasien segera dimasukkan ke ruang ICU untuk dilakukan observasi.

“Hari ini (Jumat) kondisi pasien sudah stabil dan sudah pindah ke ruangan rawat” Jelas dr. Hendra Syamsidi Zahani, Spesialis Anestesi yang tergabung dalam tim operasi.

Tindakan kedua yaitu Apendiktomi atau operasi usus buntu yang dilakukan dengan durasi kurang lebih 50 menit, lanjut dr. Hendra. Selain pembiusan spinal abses, pasien juga dikombinasi dengan bius umum.

“Kalau terlambat penanganan bisa operasi besar. Tepat keputusan dilakukan operasi,” ujar dr. Hendra.

Setelah dilakukan operasi, pasien juga dilakukan observasi di ruang ICU. Menurut dr. Hendra kondisi pasien sudah stabil pagi ini (jumat), dan sudah bisa berkomunikasi dengan baik.

“Kita akan dipindahkan ke ruang rawat biasa” tambahnya.

Sementara tindakan ketiga, yaitu operasi inisis drainase abses pada pasien dengan luka infeksi di tungkai kaki.

“Setelah selesai tindakan debridemen, pasien langsung dikembalikan ke bangsal,” ujar dr. Hendra.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS mengaku sangat mengapresiasi semangat, kemauan, dan kemampuan dari tim dokter KKHI dalam melaksanakan operasi di tengah situasi dan kondisi yang ada.

“Dengan segala macam kegawatdaruratannya, operasi berjalan dengan lancar. Para dokter dengan segala keterbatasan berani melakukan operasi, sangat apresiasi” ujar dr. Budi.

Hal terakhir yang disampaikan, sampai hari Jumat (1/7) ruang operasi KKHI Makkah tengah melakukan  tiga operasi debridement pembersihan luka infeksi.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health