Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

KASUS kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Tidak hanya dilakukan oleh suami terhadap istri dan anak, KDRT juga bisa menimpa laki-laki sebagai korbannya.

Miris memang, karena di awal pernikahan dia orang yang berjanji untuk membina rumah tangga yang indah, saling menghormati dan menyayangi, namun pada kenyataannya selalu mengalami kekerasan fisik dan verbal dari pasangan.

Mengutip Allwomenstalk, sebenarnya KDRT bisa kita cegah dengan 5 cara berikut ini.

1. Mencoba menghargai dan menghormati pasangan saat berdebat

Saat perdebatan terjadi dan pasangan mengucapkan kata-kata kasar, jangan terpancing emosi. Bisa jadi selama perdebatan tersebut kamu tidak memberinya kesempatan berbicara, sehingga emosinya memuncak dan akhirnya keluar kalimat yang menyakitkan.

Coba hargai dan hormati hak pasangan untuk berbicara, menjelaskan, dan mengeluarkan emosinya. Jika tidak tahan, coba tarik napas panjang untuk sedikit membuang emosi.

Minta maaflah jika kamu memang melakukan kesalahan, agar suasana perdebatan tidak berlangsung lama.

2. Tunjukkan perasaanmu

Saat kamu sudah mengalah, menghormati dan menghargainya, namun pasangan tetap saja melakukan kekerasan verbal kepadamu, tunjukkan perasaan tidak suka dari mu.

Bisa kamu katakan, "Maaf, perkataanmu sudah sangat menyinggung perasaanku!" Atau tunjukkan mimik tidak suka, kemudian tinggalkan ia meskipun masih dalam keadaan marah-marah.

Katakan dengan tegas, tapi bukan membentak atau marah. Menunjukkan perasaan pada pasangan dapat mengajarkannya bahwa ia sudah salah memperlakukanmu. Bisa jadi selama ini ia tidak tahu bahwa perlakuannya sudah menyakitimu.

3. Jaga jarak dan beri ruang

Jika suasana mulai memanas, tidak ada salahnya jika masing-masing menjaga jarak dan memberi ruang. Misalnya, kamu bisa pergi ke salon atau melakukan aktivitas yang digemari.

Lakukan apapun yang dapat meredakan stres dan amarahmu. Melakukan hal-hal ini dapat membangun rasa cinta dan menghargai diri sendiri.

Berikan ruang untuk pasangan melakukan hal yang sama. Jangan menghalanginya, karena ini artinya kamu merasa dendam dan obsesif padanya.

4. Stop cacian, belajarlah memuji

Memilihnya dan kemudian menikahinya bukan berarti pilihanmu itu adalah sosok yang sempurna. Ia tetap saja bisa melakukan kesalahan, baik besar maupun kecil.

Coba untuk tidak mencaci, mengejek, atau memarahinya saat melakukan kesalahan atau hal-hal yang tidak kamu sukai. Pujilah ia walaupun itu hanya hal kecil.

Misalnya ketika ia sudah merapikan rumah dan pekerjaan lain, atau ketika ia pulang dari kantor. Berikan hal-hal terbaik darimu agar pasangan merasa dihargai.

5. Cari dukungan dari orang yang tepat

Cari dukungan dari orang-orang yang tepat agar bisa melewati masalah dengan jalan terbaik. Jika perlu, konsultasi lah dengan terapis khusus pernikahan untuk mendapat solusi yang tepat.

Siapapun tentu tidak ingin mendapatkan kata-kata dan perilaku kasar dari pasangan,. Karena itu, sebelum menikah renungkan kembali situasi hubunganmu dengan pasangan.

Bisa jadi kekerasan verbal dan fisik yang kamu terima terjadi karena ada salah paham dalam hubungan, sehingga masih bisa disembuhkan dan diselamatkan pernikahannya.

 




Memilih Alpukat yang Tepat untuk Disantap

Sebelumnya

Tak Perlu Dicuci, Ini Cara Membersihkan Daging Sebelum Dimasak

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family