Sejumlah wilayah di India mengalami peningkatan tajam dalam kasus mingguan dan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19/ Foto: EPS
Sejumlah wilayah di India mengalami peningkatan tajam dalam kasus mingguan dan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19/ Foto: EPS
KOMENTAR

KEMENTERIAN Kesehatan India pada Rabu (5/1/2022) waktu setempat mengumumkan bahwa kematian seorang pria berusia 74 tahun di barat Rajasthan merupakan kematian pertama di negara tersebut yang terkait varian Omicron.

Sekretaris Kementerian Kesehatan India Lav Agarwal dalam konferensi pers menjelaskan bahwa pria tersebut menderita diabetes dan kondisi komorbid lain.

Menurut harian Indian Express, pasien berusia 74 tahun tersebut dirawat di sebuah rumah sakit di kota Udaipur di negara bagian Rajashtan sejak 15 Desember tahun lalu. Ia kemudian meninggal dunia setelah 15 hari mendapat perawatan. Dokter mengatakan bahwa pasien tersebut sudah mendapat vaksin dosis lengkap.

Kepala Indian Council of Medical Record (ICMR) Balram Bhargava mengatakan bahwa varian Omicron telah menjadi strain utama yang 'berkeliaran' di kota-kota. Karena itulah ia mengimbau masyarakat agar menghindari pertemuan massal (yang menciptakan kerumunan).

Sejumlah wilayah seperti Maharashtra, Benggala Barat, Delhi, Kerala, Tamil Nadu, Karnataka, dan Jharkhand merupakan negara bagian yang mendapat perhatian khusus. Sejumlah wilayah tersebut mengalami peningkatan tajam dalam kasus mingguan dan jumlah pasien terkonfirmasi positif.

Pada Kamis (6/1/2022), tercatat lebih dari 90.000 kasus COVID-19, dengan kenaikan hampir enam kali lipat dalam satu minggu terakhir, yang menurut para ahli dipicu oleh Omicron.

Dilansir BBC, sejauh ini India telah melaporkan 2630 kasus Omicron. Dan dalam 24 jam terakhir, India mencatat 325 kematian namun hanya satu yang terkait Omicron.

India hingga kini telah mencatat lebih dari 35 juta kasus COVID-19 dan 482 ribu kematian akibat SARS-CoV-2.

Gelombang kedua COVID-19 di India terjadi pada April hingga Mei tahun lalu. Angka infeksi dan kematian melonjak akibat rumah sakit kehabisan tempat tidur, oksigen, dan obat-obatan.

Sejak kemunculannya di Afrika Selatan jelang akhir tahun 2021, data awal menyatakan bahwa Omicron menyebabkan angka rawat inap yang rendah meskipun varian tersebut bisa 'menembus' antibodi yang diciptakan vaksin. Namun para ahli tetap khawatir dengan kemungkinan lonjakan jumlah kasus yang akan kembali mengganggu layanan kesehatan.

Terlebih lagi saat ini India sedang menuju pemilihan di beberapa negara bagian, hingga seringkali terjadi demonstrasi besar-besaran yang melibatkan banyak orang. Karena itulah sejumlah negara bagian, termasuk Delhi dan Maharashtra, telah memberlakukan kembali pembatasan dan jam malam sementara untuk membatasi pertemuan guna menahan penyebaran COVID-19.

 

 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News