Kasus Omicron di Indonesia kian bertambah, masyarakat hendaknya kurangi bepergian dan taat prokes/ Foto Ilustrasi: Reuters
Kasus Omicron di Indonesia kian bertambah, masyarakat hendaknya kurangi bepergian dan taat prokes/ Foto Ilustrasi: Reuters
KOMENTAR

PENULARAN varian Omicron yang jauh lebih cepat dibandingkan varian-varian lain terjadi di Indonesia. Dalam kurun dua minggu lebih, Kementerian Kesehatan RI telah mencatat 254 kasus Omicron.

Sebanyak 34 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh (data per 3 Januari 2022).

Meski demikian, Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa dari pasien pertama yang terdeteksi pada 16 Desember tahun lalu, tidak ada satu pasien yang mendapat perawatan serius di rumah sakit.

Lebih dari setengah jumlah pasien tidak mengalami gejala dan sebagian lagi mengalami sakit ringan. Pengertian sakit ringan adalah pasien dengan angka saturasi di atas 95% dan tidak memerlukan asupan oksigen.

Menurut Menkes Budi, pengobatan yang dilakukan hanya pemberian obat dan vitamin hingga mereka dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

"Berita baik untuk kasus Omicron ini, secara klinis, walaupun Omicron bisa melewati perlindungan antibodi yang didapat dari vaksin, tapi antibodi T sel masih bisa melindungi dengan baik. Itulah mengapa angka pasien yang dirawat di rumah sakit jauh lebih rendah," kata Menkes Budi.

Hampir semua pasien Omicron di Indonesia telah mendapat vaksin COVID-19 dosis lengkap. Menurut data Kementerian Kesehatan awal tahun ini, mayoritas vaksin yang mereka dapatkan adalah Pfizer (30%), Sinovac (33%), dan AstraZaneca (17%).

Kementerian Kesehatan juga menyebutkan bahwa mayoritas pasien varian Omicron berusia 40 – 49 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan hasil sementara sero survei nasional yang dilakukan Kementerian Kesehatan, diketahui bahwa kekebalan masyarakat terhadap COVID-19 cukup tinggi.

"Meskipun hasil resmi survei belum keluar karena data belum selesai dianalisis, dari data yang ada (saat ini), terlihat bahwa filter antibodi yang terbentuk di masyarakat cukup tinggi," Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi.

Sero survei dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana kekuatan herd immunity penduduk Indonesia terhadap COVID-19.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News