Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SEJUMLAH besar tenaga pendidik di Belanda mengaku khawatir terkait rencana pembukaan kembali sekolah menengah secara penuh pada akhir Mei mendatang. Para guru menilai keputusan tersebut masih terlalu dini.

Dari survei yang dilakukan oleh serikat pendidikan pekerja pendidikan dari serikat pekerja CNV, hanya sebagian kecil dari 15 persen yang menyatakan antusias tentang pembukaan kembali sekolah.

Minggu lalu diumumkan bahwa para menteri Kabinet bertujuan untuk membuka kembali sekolah-sekolah pada pekan tanggal 31 Mei.

Jarak sosial antar murid kemudian juga dapat dihapuskan, karena disarankan bahwa hal itu tidak dapat diterapkan secara efektif di sekolah. Keputusan tersebut memang belum final, dan diharapkan dibuat dalam beberapa hari mendatang.

Sekitar 28,5 persen guru mengatakan bahwa sekolah hanya boleh dibuka kembali setelah mereka divaksinasi virus corona. Sekitar 26 persen menyatakan bahwa mereka belum merasa aman untuk membuka kembali sekolah.

Sementata 19 persen lainnya mengatakan bahwa mereka prihatin dengan kelangsungan pendidikan karena mereka meramalkan lebih banyak karantina dan tingkat ketidakhadiran pekerja yang lebih tinggi.

"Remaja berusia antara 13 dan 17 tahun secara konsisten memiliki tingkat infeksi virus korona baru tertinggi kedua," menurut data dari RIVM.

Namun, dokter anak Karoly Illy berpendapat bahwa sekolah harus segera dibuka kembali dengan cepat. Dokter yang juga anggota Tim Manajemen Wabah (OMT) ini mengatakan bahwa homeschooling berdampak negatif pada kesehatan mental banyak anak Belanda.

"Dalam praktiknya, saya melihat anak-anak yang menderita ini setiap hari. Anak-anak yang merangkak ke dalam cangkangnya, yang menjadi lebih suram, yang bukan dirinya sendiri," kata Illy kepada Nieuwsuur, seperti dikutip dari NL Times, Jumat (21/5).

Sebanyak 72 persen guru yang berpartisipasi dalam survei mengatakan mereka belum divaksinasi Covid-19.

Illy mengakui kekhawatiran para guru tetapi mengatakan bahwa sebagian besar guru yang lebih tua sudah memiliki kesempatan untuk menerima suntikan. Selain itu, vaksinasi terhadap banyak guru dari kelompok risiko kesehatan sedang dilakukan, katanya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News