Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

PALESTINA adalah satu-satunya tempat di dunia ini di mana mengalir darah peperangan untuk perdamaian yang sangat sulit bahkan mustahil dapat berakhir. Kisah dari sejarah ini dapat ditelusuri oleh siapapun yang menaruh perhatian secara utuh.

Sejarah di masa kini memang bisa dibahas, diperdebatkan atau didiskusikan, bahkan bisa dikaburkan sesuai kepentingan politik yang bertarung di dalamnya.

Namun kebenaran tetap kebenaran, dan di situ fakta nyata yang berbicara sepahit apapun.

Dan masalah Palestina dengan Israel adalah satu: pemusnahan rasa perikemanusiaan secara sistematis melalui perang yang tak berkesudahan.

Kedua belah pihak yang mengklaim memiliki tanah air yang sama diperebutkan hingga tak bisa bersatu jadi bangsa bersama itu didasarkan faktor sejarah panjang yang tercipta oleh politik wilayah di mana dari awal yang sederhana berubah menjadi sedemikian rumit.

Segala cara yang ditempuh hanyalah memperpanjang rapuhnya saling percaya di antara mereka. Dan korban yang berjatuhan pastinya rakyat di kedua pihak.

Sepanjang catatan peperangan, maka korban di pihak Palestina adalah yang paling miris dan nelangsa, diukur dari sisi manusiawi.

Warga Israel tentu menangis juga karena darah mengalir, namun air mata rakyat Palestina jauh lebih deras membanjiri rasa sakitnya menerima serangan secara brutal dan sering serampangan tanpa ampun sehingga darah yang tumpah pun terlihat tragis sebaran luasnya.

Jadi apapun yang terjadi saat ini dan hari esok di tanah Palestina hanyalah satu keprihatinan dan kesedihan bersama tentang rapuhnya jiwa kemanusiaan yang secara kurun waktu lama dihancurkan oleh serangan-serangan Israel, sejauh dan selama dimulainya konflik ini dan terus dibawa entah hingga kapan akan berhenti.

Dan karena itu sudah seharusnya warga dunia mendukung perlindungan sebuah komunitas kehidupan rakyat yang tak bersalah, di mana pejuang bernama Hamas itu telah menunjukkan ketangguhannya untuk menghentikan pembuat hilangnya rasa kemanusiaan di sana.

Empati dunia telah membuktikan hal itu dalam sepekan terakhir ini.

'Save Palestine' dan tagar #WorldStandsWithPalestine terus berkumandang.

Ada yang mencoba mengalihkan isu konflik ini ke arah agama dan itu sungguh terasa basi, karena jelas mereka tak berperang atas nama agama tapi wilayah dan bangsa. Eksesnya adalah penyelamatan kemanusiaan.

Beruntung Indonesia baik pemerintah, para tokoh dan rakyatnya menjadi bagian puluhan negara dan ribuan komunitas dunia lainnya yang paham akan tragedi di Palestina itu dengan turut mengirimkan bantuannya.

Hal ini menunjukan komitmen Indonesia atas Palestina tetap solid dan tidak tertelan kekuatan imperialis yang mencoba bermain pada tataran lain.

Semoga kenyataan besarnya suara hati nurani ini sebagai wujud kenyataan siapa yang menciptakan penderitaan di sana dan siapa yang berupaya membela diri dari kejahatan itu tidak lagi perlu diragukan apalagi diperdebatkan.

Masyarakat Internasional mengutuk tindak kebrutalan atas cara perang tak berperikemanusiaan yang acapkali disulut oleh Israel dengan berbagai dalih dan darah di Palestina itu adalah saksi bisu atasnya.

Adian Radiatus
Pemerhati Sosial dan Politik




Fokus pada Segmen Ritel, Bank Mega Syariah Perluas Jangkauan Nasabah untuk Halal Lifestyle

Sebelumnya

Direksi Minimarket di Malaysia Didakwa Menghina Agama karena Menjual Kaus Kaki Bertuliskan “Allah”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News