Ilustrasi virus Corona/Net
Ilustrasi virus Corona/Net
KOMENTAR

MENURUT laporan data statistik Worldometers pada dini hari Sabtu 1 Mei 2021 tercatat angka infeksi Corona di planet bumi telah menembus ambang batas angka 150 juta manusia, tepatntya 151.991.636.

Dapat diyakini bahwa pada saat Anda membaca naskah ini angka tersebut telah bertambah.

Statistik

Saya termasuk selalu skeptis terhadap data statistik akibat terjamin tidak akurat juga sangat rawan direkayasa berdasar pesanan. Namun terhadap statistik Worldometers, saya memilih bersikap tidak skeptis berdasar fakta yang saya hadapi sendiri yaitu beberapa teman saya yang telah dua kali divaksin terbukti positif terpapar Corona.

Terlepas dari statistik propaganda maupun bukan propaganda penguasa tampaknya memang virus Corona tidak peduli statistik namun benar-benar secara membabibutatuli mengumbar kehendak mereka sendiri untuk tanpa pandang bulu menerkam manusia sebagai mangsa favorit mereka!

Tampaknya virus Corona memang sedang berjuang maju tak gentar rawe-rawe rantas malang-malang putung menerkam manusia demi menyadarkan agar manusia senantiasa bersikap ojo dumeh demi senantiasa eling lan waspodo demi tidak berperilaku ngono yo ngono ning ojo ngono.

Vaksin

Memang peradaban umat manusia abad XXI sudah mampu menghadirkan apa yang disebut sebagai vaksin termasuk vaksin anti Corona. Namun fakta telah membuktikan vaksin bukan satu-satunya cara untuk menaklukkan keganasan virus Corona.

Termasuk saya yang sudah dua kali divaksin namun tetap memaksakan diri untuk  patuh protokol kesehatan disiplin pake masker, cuci tangan, jaga jarak sosial, menghindari kerumunan serta rutin minum jamu.

Apalagi mengingat fakta saintifik bahwa pada lazimnya proses uji klinis vaksin membutuhkan waktu minimal dua tahun untuk memperoleh jaminan efektifitas maksimal sementara vaksin yang digunakan di dunia termasuk Indonesia akibat terburu-buru dikejar-kejar waktu baru dalam kurun waktu setahun sudah digunakan ke masyarakat.

Tidak perlu saling menyalahkan demi mencari kambing hitam untuk bertanggung-jawab atas ketidaksempurnaan efektifitas vaksin apalagi telah terbukti di beberapa negara bahwa telah terjadi mutasi virus Corona jenis baru yang tanpa peduli vaksin terbukti lebih ganas menyerang manusia.

Mawas Diri

Alih-alih saling menyalahkan jelas lebih bijak apabila umat manusia termasuk seluruh warga Indonesia justru saling mawas diri dalam menunaikan jihad al nafs perjuangan menaklukkan diri sendiri dengan ketat menjaga kesehatan diri masing-masing secara disiplin mematuhi protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak sosial serta mencegah kerumunan.

Mereka yang ingin menyelenggarakan acara bersifat massal semisal pergelaran konser, pertandingan olahraga, pesta pernikahan apalagi sekedar pesta ulang-tahun, ritual keagamaan,  bukber, mudik di mana terbentuk kerumunan manusia sebaiknya berkenan menunda demi sabar menunggu sampai dengan ancaman angkara murka virus Corona sudah mereda bahkan melenyap.

Penundaan Olimpiade jelas merupakan keputusan yang lebih bijak ketimbang memaksakan penyelenggaraan di tengah suasana kemelut pagebluk Corona.

Vaksinasi memang merupakan satu di antara sekian banyak upaya berniat baik demi memperkuat daya tahan diri kita masing-masing namun vaksinasi mustahil mandiri sebab bukan satu-satunya cara melawan virus Corona.

Cara terbaik di antara tiada yang sempurna melawan Corona adalah disiplin mematuhi protokol kesehatan pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak sosial ragawi serta menghindari kerumunan.

Selaras makna adiluhur yang terkandung di dalam kearifan leluhur Nusantrara ojo dumeh, eling lan waspodo serta ngono yo ngono ning ojo ngono. Sambil tentu saja berdoa memohon perlindungan Yang Maha Kuasa. Amin.




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Jaya Suprana