Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MEMILIKI hati yang bersih membutuhkan perjuangan berat. Sedikit sedikit, ada saja tutur kata dan perbuatan orang lain yang bisa mengotori hati kita. Entah itu emosi yang terpancing atau munculnya perasaan tertentu yang menjangkiti hati.

Sebagai makhluk sosial, gesekan dengan orang lain sangat sulit dihindari. Karena itulah menjaga kebersihan hati harus diperjuangkan sepanjang waktu.

Apa yang dimaksud dengan hati yang bersih?

Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, ia berkata, "Rasulullah saw. pernah ditanya, 'Siapakah manusia yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Setiap manusia yang bersih hatinya dan benar ucapannya.' Para sahabat berkata, 'Manusia yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apa yang dimaksud manusia yang bersih hatinya?' Rasulullah saw. menjawab, 'Dialah manusia yang bertakwa (takut) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan dalam hatinya, serta tidak ada dendam dan hasad di dalamnya." (H. R. Ibnu Majah)

Dari hadis di atas, kita setidaknya bisa menjabarkan makna hati yang bersih.

Pertama, hati yang bersih adalah hati yang bertakwa (takut) kepada Allah. Itu artinya ia mengimani Allah Swt., dan tidak ada kesyirikan dalam hatinya. Ketika seorang Muslim bertakwa, ia menjalankan semua perintah Allah dan berusaha keras menjauhi setiap larangan-Nya.

Kedua, hati yang bersih adalah hati yang suci. Hati yang bersih dari kotoran hati yang menodai. Inilah hati seorang Muslim yang senantiasa merendahkan hatinya. Tidak merasa lebih baik dari siapa pun, dan hanya semata mengharapkan ridha Allah Swt.

Ketiga, hati yang bersih adalah hati yang tidak dikotori dosa dan kedurkahaan. Bukan berarti ada manusia yang sempurna, melainkan senantiasa memohon ampun, menyesal, dan memperbaiki diri manakala terjerumus dalam dosa. Manusia pemilik hati yang bersih senantiasa menjaga syahwatnya.

Keempat, hati yang bersih adalah hati yang tidak ada dendam dan iri hati di dalamnya. Hatinya tidak dipenuhi hasad (dengki) melihat pencapaian hidup orang lain. Dan hatinya dipenuhi kegeraman manakala tak mampu membantu kesulitan orang lain.

Apa yang harus kita lakukan untuk bisa memurnikan hati, terutama di bulan suci?

#1 Kita bisa memanjatkan doa berikut ini: Allahumma aati nafsii taqwaaha wa zakkihaa anta khairu man zakkaahaa. Yang artinya: "Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan bersihkanlah ia karena Engkaulah sebaik-baik zat yang memberikannya."

#2 Meyakini bahwa setiap perbuatan akan ada balasannya di hari akhir. Maka kita akan merasa sangat merugi apabila tidak menjernihkan hati kita agar mampu menjalankan kehidupan sehari-hari dengan tenang.

#3 Meminta maaf dan memaafkan. Inilah salah satu kunci ketenangan hati yang hanya bisa diperoleh dengan hati yang bersih. Ketika kita sudi mengenyampingkan ego dan berpikir jernih, maka legowolah hati kita untuk memaafkan kesalahan orang lain. Pun sebaliknya, kita tanpa menyombongkan diri mampu meminta maaf saat kita berbuat kesalahan.

#4 Gemar berzikir, terutama beristighfar. Ya, istighfar akan membasuh hati kita dan membersihkannya dari segala kotoran. Istighfar membuat kita menyadari kehambaan kita yang tak luput dari ketidaksempurnaan sebagai makhluk. Maka kita selalu memohon ampun ke hadapan Sang Khalik agar terbebas dari dosa demi dosa yang kita perbuat sengaja maupun tidak sengaja.

Wallahu a'lam bishshawab.

 




Menjadi Korban Cinta yang Salah

Sebelumnya

Ana Khairun Minhu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur