Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

TIDAK akan pernah mudah menghadapi setan, karena musuh abadi manusia ini tak kasat mata, tidak terlihat kapan datang atau perginya. Sebetulnya bukanlah faktor kegaiban semata, yang membuat berat itu karena setan memiliki kemampuan merasuk hingga ke dalam hati, lalu melakukan provokasi. Sehingga, menghadapi setan itu bagaikan berkelahi dengan diri sendiri.

Cobalah jujur menilai pasangan Anda, sebagai suami atau pun istri, ia telah menunaikan tugas bahkan mempersembahkan pengorbanan luar biasa, tetapi kok tiba-tiba dirinya terlihat salah semua, dan tidak ada yang benar?

Cobalah melihat dengan jernih, hubungan suami istri yang begitu indah menawan, mengapa mendadak jadi pertengkaran hanya disebabkan masalah sepele? Maka di balik segala amarah yang tidak logis itulah terdapat hasutan atau konspirasi setan.

Keluarga adalah unit masyarakat terkecil, dan memegang peranan amat penting. Kokohnya rumah tangga akan menjadikan kekuatan suatu masyarakat. Jadi kalau hendak membuat kekacauan, setan memulainya dari sebuah keluarga, mengipas-ngipasi hubungan suami istri.

Jika dihimpun, sejatinya perangai setan itu hanyalah satu; susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. Di mana pun setan beraksi, maka berbagai kesusahan baik lahir apalagi batin akan mendera. Bahkan pihak yang menang pun hatinya merana, karena meraihnya melalui konspirasi setan. Itulah kemenangan yang pahit bahkan  menyakitkan.

Sejatinya, setan itu amatlah lemah. Bahkan dengan melakukan amalan berikut ini, insyaallah setan akan dengan mudah dipukul mundur:
 
Pertama, membaca isti’adzah.

Dalam isti’adzah terkandung permohonan kepada Allah untuk dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk. Di sini kita langsung memulai dengan kesadaran bahwa konspirasi setan memang ada lalu meminta kekuatan pada Tuhan. Sering-seringlah membaca isti’adzah ini karena setan amat takut, maklum dengan isti’adzah kita meminta kekuatan Tuhan dan siapa pula yang mampu menandingi-Nya.

Isti’adzah ini membuah hasil yang teramat manis, berupa kekuatan yang menentramkan hati. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam buku Membersihkan Hati Dari Gangguan Setan, bahwa juga berkat isti’adzah datanglah bantuan dari sifat sabar, iman dan tawakal, sehingga kekuatan setan pun terkalahkan.

Kedua, mengingat dengan zikrullah.

Dengan zikir hati akan penuh dengan ingatan pada Allah, sehingga tidak ada lagi ruang bagi setan mengobarkan muslihatnya. Ahzami Samiun Jazuli dalam buku Kehidupan Dalam Pandangan Al-Qur`an menegaskan, bahwa mengingat Allah berarti membuka mata batin.

Sementara itu berinteraksi dengan setan justru membutakan mata hati. Sebab, apabila mereka yang mengingat Allah secara terus menerus tiba-tiba dirayu berbuat maksiat atau dikompori untuk menanamkan kebencian di antara mereka oleh bangsa setan, maka akan menyadari bahwa ini bagian dari tipu daya setan.

Oleh karena itu, Allah menuntun hamba-Nya selalu memohon perlindungannya. Maka, jika mereka benar-benar memahaminya, pasti tidak akan menuruti kemauan setan. Sebaliknya, serangan ini akan mengenai mereka yang lalai dari mengingat Tuhannya yang tidak merasakan kehadiran-Nya di segala waktu dan suasana. Tidak ada sesuatu yang lebih manjur menangkal bujukan setan kecuali dengan zikrullah dan merasakan kehadiran-Nya di saat sunyi dan ramai.

Tak jauh berbeda, Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam buku Tamasya ke Negeri Akhirat mengutip, Abdurrahman bin Samrah berkata, Rasulullah keluar menemui kami yang pada saat itu sedang berada di Shuffah Madinah. Lalu beliau bersabda, “Semalam saya melihat sesuatu yang menakjubkan. Saya juga melihat seorang lelaki dari umatku yang ditakut-takuti oleh setan, lalu datanglah amalan zikirnya kepada Allah yang mengusir setan itu dari dirinya."

Ketiga, melempar setan.

Dalam rangkaian ibadah haji, jamaah tak boleh melewatkan kegiatan melempar Jumrah. Ini sebagai penghayatan atas amalan Nabi Ibrahim beserta istrinya Hajar dan putranya Ismail yang dengan heroik melempati setan dengan batu. Lemparan itu tentuanya simbol dari perlawanan terhadap godaan setan. Intinya, kita harus melawan!

Sayyid Sabiq dalam bukunya yang fenomenal Fiqih Sunnah menerangkan, bahwa orang itu harus mengusir setan tadi dari dirinya dengan kesungguhan, semangat dan lemparan. Dengan begitu, ia dapat mengalahkan setan.

Secara lahir, ia melempar Jumrah Aqabah, tapi pada hakikatnya, ia melempar wajah setan dan menghancurkan punggungnya. Ia tidak dapat mengalahkan setan, kecuali dengan mengikuti perintah Allah dan mengagungkan-Nya berdasarkan perintah itu semata, tanpa harus terikat dengan faedah yang akan ia dapat.

Lemparan yang menyakitkan bagi setan itu adalah ketaatan hamba atas perintah Tuhan dan kesungguhan dalam mengagungkan-Nya. Namun jika kita ditakdirkan berangkat haji, maka lemparan Jumrah Aqabah pun amat perlu diresapi hakikatnya dalam menyingkirkan setan.
Keempat, membaca Al-Qur’an.

Alangkah amannya sebuah rumah yang para penghuninya membaca Al-Quran secara teratur. Selain tentunya memperoleh pahala, amalan ini juga berkhasiat dalam preemptive strike (suatu tindakan menyerang duluan) atas konspirasi setan.

M. Abdul Qadir Abu Faris dalam buku Menyucikan Jiwa mengingatkan, bahwa ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dibaca oleh anggota keluarga dapat mengusir setan dari rumah. Mengenai hal ini ada sebuah keterangan dalam hadis. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya rumah yang dibacakan surat Al-Qur'an di dalamnya tidak akan dimasuki setan."

Sepintas, mudah sekali amalan-amalan yang dapat membuat setan lari terbirit-birit, tetapi kenapa begitu berat dalam pengamalannya? Ini bergantung kepada kesadaran masing-masing diri. Kebanyakan orang sulit mengakui dirinya tengah dirasuki setan, dan lebih mudah baginya melihat orang lain yang salah. Lagi-lagi ini bagian dari konspirasi setan, ini pula yang menjadi kelebihannya.

Pernahkan dalam pertengkaran rumah tangga, suami atau istri saling mengingatkan bahwa memanasnya hubungan disebabkan hasutan setan yang menebar was-was di hati manusia? Setelah diingatkan, apakah kita langsung menyadari dan melakukan amalan yang memukul mundur musuh bebuyutan itu? Apabila terjadi pertengkaran rumah tangga, ingatlah! Di situ sedang ada setan yang menjadi dalangnya yang menghasut, memprovokasi dan mengobarkan api permusuhan.

Apapun masalah yang dihadapi, insyallah dapat ditunda penyelesaiannya, bahkan dengan menunda itu pula terbit solusi. Namun yang tak boleh ditunda justru mengusir setan, karena bila makhluk itu makin bercokol di hati, keributan akan berujung permusuhan yang berkobar dalam waktu lama hingga berujung pada penyesalan.

Sesungguhnya setan itu amat lemah, bahkan siapapun dapat mengusirnya, tetapi yang berat itu adalah memunculkan kesadaran untuk melawannya. Sekali lagi, kesadaran!




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur