Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MENGGANTI waktu tidur? Sekilas terdengar sebagai sesuatu yang aneh. Di saat pandemi, bisa tidur nyenyak di malam hari merupakan karunia yang tidak terkira.

Karena tidur bukan hanya tentang mengistirahatkan tubuh agar terjaga kebugarannya melainkan juga satu pertanda bahwa mental dan emosi kita dalam kondisi stabil.

Biasanya, jika siklus tidur kita terganggu—yang artinya jam biologis kita terganggu, berpengaruh pada mood dan stamina. Tak hanya tubuh yang terasa lemas tetapi juga bad mood yang sulit hilang. Akibatnya kita menjadi mudah marah dan mata selalu terasa mengantuk meski sudah minum bergelas-gelas kopi hitam.

Namun karena kita tidak ke mana-mana, kita bisa mengganti siklus tidur monophasic sleep yaitu siklus tidur 6-8 jam pada malam hari dengan siklus lain yang lebih fleksibel dalam pembagian waktu.

Siklus alternatif tersebut bisa disesuaikan dengan jadwal aktivitas harian dan body clock kita. Dengan masih berlakunya work from home dan learn from home, kita bisa mencoba 3 siklus tidur alternatif ala Bright Side yang mungkin cocok untuk kita di masa new normal.

Biphasic Sleep Cycle

Siklus biphasic sleep adalah siklus paling mudah yang bisa kita praktikkan. Dengan siklus ini, kita bisa mendapatkan total 6 hingga 6,5 jam tidur per hari. Jumlah jam tidur tersebut dibagi ke dalam 2 waktu tidur.

Ada 2 opsi yang bisa dicoba. Opsi pertama yaitu tidur 6 jam di malam hari dan 20 menit tidur siang. Opsi kedua yaitu tidur 5 jam di malam hari dan tidur lebih panjang yaitu 1 hingga 1,5 jam pada siang hari.
Ada banyak keuntungan mencoba siklus tidur ini. Kita tahu bahwa pada tengah hari kita seringkali merasa sangat mengantuk.

Nah, siklus biphasic sleep memungkinkan kita tidur pada saat itu. Tidur siang bisa melepas stres, memperbaiki mood, mempertajam ingatan, membuat kita terjaga, sekaligus baik untuk kesehatan jantung. Jadwal tidur ini justru memungkinkan kita lebih produktif di siang hari.

Namun tetap saja siklus ini punya kelebihan dan kelemahan. Berdasarkan penelitian, kebutuhan kita untuk tidur di siang hari juga bisa menjadi satu tanda adanya sleep disorder. Kita sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum mengganti siklus tidur.

Everyman Sleep Cycle

Sebenarnya ada 5 jenis everyman sleep cycle. Siklus everyman 2 adalah siklus dengan 4,5 jam tidur pada malam hari dan 2 x 20 menit tidur siang. Siklus tidur jenis ini bisa menjadi sahabat bagi mereka yang memiliki pekerjaan paruh waktu dan mahasiswa. Mereka memiliki waktu untuk tidur sebelum, sesudah, dan di antara mata kuliah/ online meeting.

Uberman Sleep Cycle

Siklus tidur ini terbilang ekstrem. Terdiri dari 6x 20 menit tidur siang dengan tenggang waktu setiap 3 jam 40 menit untuk terjaga. Siklus ini sangat sulit dipraktikkan, terlebih lagi jika kita adalah pekerja full-time yang memiliki jadwal kerja 5-6 hari seminggu dengan 9 jam kerja. Dan karena kita harus punya banyak waktu tidur siang, bisa jadi hal itu mengurangi kesempatan kita bersosialisasi dalam waktu panjang.

Namun di sisi lain, siklus tidur uberman menciptakan banyak waktu luang untuk kita. Siklus ini sesuai untuk mereka yang tidak membutuhkan banyak waktu tidur dalam satu kesempatan. Meski demikian, 2 jam tidur per hari merupakan waktu tidur yang sangat tidak dianjurkan karena kurang dari yang dibutuhkan.

 




Mengenal Diabetic Foot: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Sebelumnya

Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja: Karier Cemerlang, Batin Tetap Tenang

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health