PADA 9 September tahun lalu di Konferensi Kemanusiaan Global yang digelar di Doha, pidatonya mengguncang hati nurani dunia Arab dan internasional. Sheikha Moza Bint Nasser, Ketua Qatar Foundation, menyampaikan kecaman keras terhadap sikap diam dunia atas penderitaan yang terus berlangsung di Gaza. Dalam orasi bertajuk “Kami Telah Gagal, Anak-anak Gaza”, ia menyuarakan jeritan kemanusiaan yang terlalu lama diabaikan.
Sheikha Moza, yang dikenal sebagai pejuang hak anak dan pendidikan, enggan menyembunyikan emosinya. “Terlalu lama kita hanya menonton dalam ketakutan, sementara anak-anak tak berdosa—masa depan Palestina—dibom, dilaparkan, dan dirampas martabatnya,” ujarnya, dikutip dari Middle East Monitor.
“Dan terlalu lama pula dunia memilih untuk menutup mata. Diam bukan hanya berarti ikut serta. Diam adalah pengkhianatan.”
“Kita pernah bersumpah, ‘Tidak akan terulang lagi,’ setelah tragedi abad ke-20. Tapi sekarang, kita melihat sejarah yang kelam itu kembali terjadi—tanpa ada pertanggungjawaban,” katanya lagi dengan suara getir.
Pidato ini menuai pujian luas dari aktivis kemanusiaan. Namun di balik pujian itu, tersimpan kemarahan dan rasa kecewa yang dalam terhadap dunia yang terlalu lama bungkam.
“Anak-anak Gaza tidak bisa menunggu, kita harus bertindak, atau sejarah akan menghakimi kita atas kelambanan ini,” tutupnya.
Penelusuran Farah.id menunjukkan Sheikha Moza binti Nasser telah terlibat aktif dalam pendidikan dan reformasi sosial lainnya di Qatar selama bertahun-tahun dan telah memainkan peran utama dalam mempelopori proyek-proyek pembangunan nasional dan internasional.
Di dalam negeri, ia saat ini menjabat sebagai Ketua Qatar Foundation for Education, Science and Community Development (QF), sebuah organisasi nirlaba swasta yang didirikan pada tahun 1995.
Proyek utamanya adalah Education City, yang berfungsi sebagai pusat keunggulan akademis dan menaungi kampus-kampus cabang universitas dan lembaga internasional ternama. QF juga terlibat dalam berbagai penelitian ilmiah dan proyek-proyek pembangunan ekonomi dan sosial.
Selain pekerjaannya di Qatar Foundation, Sheikha Moza menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Tertinggi Kesehatan dari tahun 2009-2014 dan sebagai Wakil Ketua Dewan Tertinggi Pendidikan dari tahun 2006-2012. Dalam peran-perannya ini, ia membantu memberlakukan reformasi besar-besaran dari atas ke bawah terhadap sekolah-sekolah umum dan sistem perawatan kesehatan Qatar.
Baru-baru ini, ia mengepalai Sidra Medicine, sebuah rumah sakit pelatihan dan penelitian baru yang dibuka pada tahun 2016 dan ditetapkan untuk menjadi lembaga terkemuka untuk perawatan khusus bagi perempuan dan anak-anak.
Di tingkat internasional, Sheikha Moza meluncurkan Education Above All (EAA) pada tahun 2012—sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk mendorong pembangunan dan menghasilkan gerakan global, dengan fokus khusus pada area yang terdampak kemiskinan, konflik dan bencana, kebutuhan anak-anak, dan pemberdayaan pemuda dan perempuan.
Ia juga meluncurkan inisiatif Silatech pada tahun 2008 untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan muda yang semakin meningkat di Timur Tengah dan Afrika Utara, yang menyusul penunjukannya oleh Sekretaris Jenderal PBB sebagai Duta Besar Aliansi Peradaban (AOC).
Sheikha Moza juga memainkan peran aktif dengan PBB untuk mendukung pendidikan global. Beliau ditunjuk sebagai Advokat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2016, dan sebelumnya menjadi anggota Kelompok Advokasi Tujuan Pembangunan Milenium PBB dengan penekanan khusus pada Tujuan 2—pendidikan dasar universal.
Sheikha Moza menjabat sebagai Utusan Khusus UNESCO untuk Pendidikan Dasar dan Tinggi, yang melaluinya ia meluncurkan berbagai proyek termasuk Dana Internasional untuk Pendidikan Tinggi di Irak.
Pada tahun 2012, ia diangkat sebagai Anggota Komite Pengarah Prakarsa Pendidikan Global Pertama Sekretaris Jenderal PBB. Prakarsa ini bertujuan untuk menyekolahkan setiap anak, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menumbuhkan kewarganegaraan global.
Di antara sekian banyak penghargaan yang diterima Sheikha Moza adalah Carnegie Medal of Philanthropy dan George Bush Award for Excellence in Public Service. Pada tahun 2009, ia dilantik menjadi anggota Academie des Beaux Arts de l'Institut de France. Pada tahun 2007, Sheikha Moza dianugerahi Penghargaan Chatham House yang bergengsi atas kontribusinya dalam meningkatkan hubungan internasional.
Sheikha Moza meraih gelar Master of Arts (MA) dalam Kebijakan Publik dalam Islam dari Fakultas Studi Islam Universitas Hamad Bin Khalifa, dan lulus dari Universitas Qatar dengan gelar sosiologi. Ia juga telah dianugerahi gelar doktor kehormatan dari Virginia Commonwealth University, Texas A&M University, Carnegie Mellon University, Imperial College London, dan Georgetown University.
KOMENTAR ANDA