Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MENANGIS dijadikan sebagai salah satu alat komunikasi bagi seorang ini ketika ia menginginkan sesuatu atau merasakan sesuatu hal. Namun ada kalanya ketika menangis, bukan pelukan hangat yang didapat sang anak, melainkan bentakan lantaran ananda dianggap berisik, baik oleh ayah maupun bunda.

Ucapan dengan nada keras, "jangan nangis!" yang dimaksudkan agar anak segera menghentikan tangisnya, adalah tindakan yang kurang tepat. Sebab, anak tidak dididik untuk mengetahui sebab dan akibat. Ayah, di sinilah peran ayah diperlukan untuk menenangkan.

1. Katakan, "Kenapa kamu menangis?"

Latih critical thinking anak sejak dini, rangsang otak ananda supaya bisa mengetahui emosinya sendiri. Sampaikan kalimat ini dengan halus, ya ayah! Jangan terkesan mengintimidasi, karena nanti ananda semakin takut mengatakan apa penyebab ia menangis. Setelah ananda menceritakan penyebabnya, ayah bisa memberikan saran kepada ananda bahwa ada cara lain selain menangis.

2. Katakan, "Sini, Papa peluk!"

Terkadang, anak menangis bukan karena sedang ada masalah. Bisa jadi, ia sedang mencari perhatian dari ayah. Jadi, peluklah ananda untuk menghentikan tangisnya!

3. Katakan, "Tidak apa-apa, nangis saja dulu!"

Tangisan anak memang diperlukan untuk perkembangan emosinya, karena memang anak membutuhkan penyaluran emosi. Dukung saja dulu, selama tidak menyakiti diri sendiri. Setelah ia merasa puas, coba ayah tanya apa sebab ia menangis.

4. Katakan, "Ayah paham ..."

Kalimat ini intinya ingin menunjukkan, bahwa ayah paham betul kesedihan yang sedang dirasakan ananda. Jangan sekali-kali ayah menganggap sepele apa yang sedang dialami ananda. Coba posisikan diri ayah pada ananda.

Banyak kata pengganti dari "jangan menangis", selama kata-kata tersebut sifatnya supportive dan tidak mengintimidasi anak. Kesimpulannya, anak yang menangis itu butuh dukungan. Jadi sudah sepantasnya ayah memberikan dukungan dan bukan kalimat perintah untuk menghentikan tangisnya itu seperti dikutip dari instagram @ellyrismanofficial.

 




Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Sebelumnya

Pemalu atau Social Anxiety? Yuk Kenali Tanda-Tandanya, Bunda!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting