Guru dan siswa di Sumbawa menggunakan HT untuk pembelajaran jarak jauh di tengah pandemik Covid-19/Net
Guru dan siswa di Sumbawa menggunakan HT untuk pembelajaran jarak jauh di tengah pandemik Covid-19/Net
KOMENTAR

PANDEMIK virus corona atau Covid-19 memaksa siswa dan guru untuk mengalihkan pembelajaran dari sekolah ke rumah dengan cara virtual.

Umumnya, pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan menggunakan sambungan internet. Namun sambungan internet.

Namun bagi sejumlah daerah di Indonesia, akses internet bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan. Karena itu, guru dan murid harus memutar otak untuk tetap menjalankan pembelajaran dari jarak jauh dengan cara alternatif.

Salah satunya seperti yang dilakukan guru dan murid di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Para guru dan murid di SMPN 3 Satap Punik, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa menyiasati persoalan ini dengan menggunakan radio komunikasi dua arah atau handie talkie (HT).

Melansir BBC Indonesia, metode ini digunakan oleh para murid dan guru di sekolah tersebut karena mereka tidak bisa menggunakan ponsel pintar mengingat kawasan tersebut tidak terjangkau sinyal telepon. Hanya ada sejumlah titik saja yang bisa dijangkau sinyal ponsel.

Penggunaan HT ini merupakan ide dari Kepala SMPN 3 Satap Batu Lanteh, Ibrahim. Menurutnya, ide ini muncul saat terjadi Pandemik Covid-19.

Pandemik menyebabkan sekolah-sekolah di daerah itu juga ditutup dan pembelajaran dialihkan ke rumah dengan cara jarak jauh. Namun di sisi lain dia menyadari bahwa akses internet bagi siswa dan guru di daerah itu masih sulit.

Ibrahim pun punya ide untuk menggunakan radio komunikasi dua arah, atau handie talkie (HT) karena dia adalah anggota Organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).

Setelah melakukan sosialisasi kepada guru dan orangtua murid, dia kemudian memesan sejumlah unit HT. Tahap awal, mereka memesan 40 unit. Dananya swadaya, kumpulan dari para orang tua murid.

Ibrahim sempat berkoordinasi dengan Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa terkait penggunaan HT ini. Setelah dihitung, jauh lebih efektif menggunakan HT daripada menggunakan ponsel pintar.

Dijelaskannya, HT yang digunakan untuk belajar-mengajar memiliki 16 saluran. Setiap saluran diperuntukkan setiap tingkat kelas.

Meski begitu, dia mengakui bahwa ada kekurangan dalam pembelajaran menggunakan HT. Karena komunikasinya dua arah, terkadang siswa berebut untuk menjawab saat diberi pertanyaan. Karena itu, guru meminta kepada murid, untuk menyebutkan nama terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News