Satu dari setiap tiga anak diperkirakan memiliki kadar timbal dalam darah yang membutuhkan tindakan segera/AFP
Satu dari setiap tiga anak diperkirakan memiliki kadar timbal dalam darah yang membutuhkan tindakan segera/AFP
KOMENTAR

SEKITAR 800 juta anak di seluruh dunia diduga diracun oleh timbal dari polusi air dan udara.

Begitu peringatan yang dikeluarkan oleh dana anak-anak PBB, UNICEF pekan ini (Kamis, 30/7) dalam sebuah laporan khusus tentang krisis kesehatan masif.

Dalam laporan tersebut diungkapkan, satu dari setiap tiga anak diperkirakan memiliki kadar timbal atau neurotoksin yang kuat di dalam darah mereka. Kondisi tersebut memerlukan tindakan segera untuk mencegah kerusakan jangka panjang.

"Dengan beberapa gejala awal, secara diam-diam menimbulkan kekacauan pada kesehatan dan perkembangan anak-anak, dengan konsekuensi yang mungkin fatal," kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore.

"Mengetahui seberapa luas polusi timbal, dan memahami kehancuran yang ditimbulkannya pada kehidupan individu dan masyarakat, harus menginspirasi tindakan mendesak untuk melindungi anak-anak sekali dan untuk semua," sambungnya.

Dalam laporan yang sama diungkapkan bahwa paparan timbal pada masa kanak-kanak telah dikaitkan dengan berbagai masalah perilaku, serta kerusakan ginjal dan kondisi kardiovaskular di kemudian hari.

Kondisi tersebut terjadi sangat banyak terutama di kawasan Asia Selatan.

Untuk diketahui, polusi timbal berasal dari berbagai sumber, termasuk tungku terbuka, cat dan bensin.

Laporan itu juga mengungkapkan, sumber utama racun itu adalah aki mobil yang tidak didaur ulang atau dibuang dengan buruk.

Di negara-negara di mana keracunan timbal anak paling lazim, jumlah kendaraan di jalan telah dua kali lipat sejak tahun 2000.

"Kabar baiknya adalah timah dapat didaur ulang dengan aman tanpa memaparkan pekerja, anak-anak mereka, dan lingkungan di sekitarnya," kata Richard Fuller, presiden Pure Earth, sebuah badan amal yang turut memimpin penelitian ini.

"Orang-orang dapat dididik tentang bahaya timah hitam dan diberdayakan untuk melindungi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka," sambungnya seperti dikabarkan Channel News Asia.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News