Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

KEBAKARAN di hutan Amazon Brasil pada tahun ini diperkirakan tidak lebih baik daripada tahun lalu. Bahkan kemungkinan, akan menjadi semakin buruk.

Sepanjang awal tahun hingga pertengahan tahun 2020 ini saja, tercatat telah ada setidaknya 150 ribu hektar lahan gundul di Amazon yang akan menjadi potensi bahaya.

Begitu data terbaru yang dirilis oleh Pemantauan Proyek Amazon Andes (MAAP), yakni sebuah inisiatif dari kelompok Konservasi Amazon yang menggunakan arsip data satelit untuk melacak deforestasi di seluruh Amazon Brasil. Mereka menemukan bahwa sebagian besar kebakaran tahun lalu terjadi di lahan yang baru digunduli, daripada di hutan primer.

Lahan gundul sering sengaja dibakar untuk dijadikan lahan pertanian dan peternakan.

Sepanjang tahun ini, MAAP telah mendeteksi beberapa area besar di negara bagian Mato Grosso yang baru-baru ini digunduli, dan sangat berpotensi menjadi lokasi kebakaran akhir tahun ini.

"Musim kebakaran tidak dimulai entah dari mana pada bulan Agustus. Ini dimulai setahun yang lalu dengan deforestasi," kata spesialis penelitian senior dan direktur MAAP, Matt Finer.

Dia mengatakan, penelitian mereka menunjukkan bahwa kebakaran tahun ini akan sama buruknya, jika tidak lebih buruk, dari tahun lalu.

"Kami membutuhkan intensitas kemarahan dan kepedulian yang dialami orang-orang pada Agustus, kami membutuhkan itu sekarang untuk meningkatkan urgensi situasi," tambahnya, seperti dikabarkan <i>CNN</i>.

Finer dan timnya menggunakan metode baru yang menggabungkan data dari satelit pelacak panas dengan tingkat pemantauan data partikel di atmosfer untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang di mana kebakaran hutan terjadi.

Mereka juga telah mengembangkan sebuah aplikasi untuk melacak kebakaran secara real-time dan berharap itu akan berguna bagi petugas pemadam kebakaran di lapangan untuk memfokuskan sumber daya di daerah yang begitu luas.

Sementara itu, merujuk pada data lainnya, yakni data satelit dari NASA menunjukkan tahun ini bisa menjadi tahun kering lain bagi hutan. Hal tersebut meningkatkan risiko kebakaran menyebar dari lahan gundul ke hutan primer.

Sedangkan laporan lain, yang baru-baru ini dirilis oleh Lembaga Penelitian Lingkungan Amazon (IPAM) memprediksi bahwa peningkatan deforestasi, dikombinasikan dengan kondisi cuaca kering dan tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, semuanya bersatu untuk menciptakan "badai sempurna" untuk kebakaran musim panas ini di Amazon.

Jika kebakaran kembali terjadi di Amazon, maka tidak lain manusia lah yang seharusnya disalahkan.

"Semua kebakaran yang kita lihat di Amazon telah diatur (dengan sengaja). Tidak seperti beberapa sistem hutan lain yang bergantung pada kebakaran, seperti di California, Florida atau Australia, Amazon tidak terbakar secara alami," kata Direktur IPAM Ane Alencar.

Musim kebakaran yang menghancurkan tahun lalu menarik perhatian dunia terhadap keadaan Amazon serta kebijakan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

Di bawah tekanan domestik dan internasional yang kuat, Angkatan Darat Brasil dikirim tahun lalu dan juga tahun ini untuk melindungi hutan.

Langkah ini telah berhasil, kata Alencar, tetapi belum berhasil memerangi akar penyebabnya, yakni deforestasi.

Menurut Lembaga Penelitian Luar Angkasa Nasional Brazil (INPE), deforestasi telah meningkat lebih dari 50 persen pada kuartal pertama tahun 2020.

Daerah-daerah yang baru gundul ini, dikombinasikan dengan yang dibersihkan tahun lalu, meninggalkan area terbakar potensial lebih dari 4.500 kilometer persegi, atau sekitar tiga kali ukuran London.

"Sekitar setengah dari penggundulan hutan yang telah kita lihat sejauh ini terjadi di lahan publik, yang berarti bahwa orang-orang mengejar dan mengambil tanah dan memicu konflik, yang ilegal," kata Alencar.

"Ini hanya bisa diperangi dengan penegakan yang kuat dan sinyal kuat dari pemerintah bahwa deforestasi ilegal tidak diperbolehkan," tambahnya.

Sejauh ini, pemerintah Brasil telah mengizinkan perekrutan 1.481 pekerja sementara untuk membantu memerangi kebakaran. Mereka juga mengerahkan ribuan tentara yang dimulai pada bulan Mei lalu dalam sebuah operasi di negara bagian barat Rondonia, dekat perbatasan Bolivia, dalam upaya untuk memerangi deforestasi menjelang musim kebakaran.

Bukan hanya itu, Wakil Presiden Brasil Hamilton Mourao mengatakan, pemerintah akan membangun pangkalan permanen untuk pejabat militer, polisi dan penegakan hukum di Amazon tahun ini dan bahwa ada rencana untuk memerangi deforestasi dan kebakaran tahun ini.

Di sisi lain, Brasil juga tengah berjuang melawan pandemi Covid-19. Negara ini menjadi salah satu negara yang paling parah terkena dampak pandemi tersebut, dengan hampir satu juta kasus sejauh ini.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News