Kumari dan ayahnya/Net
Kumari dan ayahnya/Net
KOMENTAR

DI TENGAH pandemi virus corona atau Covid-19 di India, ada kisah pilu nan haru yang menjadi sorotan warga di negeri Bollywood tersebut baru-baru ini.

Seorang gadis 15 tahun bernama Jyoti Kumari rela menempuh jarak hingga 1.200 kilometer dengan bersepeda sambil membonceng ayahnya demi pulang ke kampung halaman.

Bukan tanpa alasan, hal itu dia lakukan karena sang ayah cacat setelah kecelakaan yang menyebabkan dia kesulitan untuk berjalan.

Sang ayah sehari-hari bekerja sebagai pengemudi becak otomatis dengan menggunakan becak sewaan di wilayah Gurugram, pinggiran New Delhi.

Namun, karena pandemi virus corona atau Covid-19 terjadi, pemerintah India memutuskan untuk menetapkan lockdown dan memberlakukan pembatasan perjalanan. Akibatnya, ayah Kumari pun tidak bisa mencari nafkah dan tidak memiliki penghasilan.

Sementara itu, rumah tempat Kumari dan ayahnya tinggal tetap harus dibayar sewanya. Jika tidak, pemilik rumah itu tidak segan mengusirnya.

Terhimpit pada situasi sulit semacam itu, Kumari pun akhirnya memutuskan untuk angkat kaki dari rumah tersebut bersama ayahnya.

Kumari menyadari, jika dia dan ayahnya tetap tinggal di Gurugam, mereka akan berisiko kelaparan.

Namun karena pembatasan perjalanan, tidak ada sarana transportasi umum apapun yang bisa dia dan ayahnya tumpangi untuk pulang ke kampung halaman.

Karena itulah, dengan seluruh uang yang tersisa yang dia miliki, Kumari membeli sepeda untuk pulang ke kampung halaman.

Dia kemudian membonceng sang ayah dan mengayuh sepeda tersebut selama 10 hari dengan menempuh jarak hingga 1.200 kilometer agar dapat pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan, keduanya hanya bertahan hidup dengan cara makan dan minum dari orang asing yang iba pada mereka.

Kumari pun hanya sesekali beristirahat dengan cara meminta tumpangan pendek di atas truk.

Setelah perjalanan panjang itu dia lalu, sang gadis bersama ayahnya pun akhirnya berhasil tiba dengan selamat di kampung halaman mereka, yakni desa Darbhanga, di negara bagian Bihar.

Dia pun bisa kembali berkumpul dengan ibu dan saudaranya di rumah.

"Saya tidak punya pilihan lain," kata Kumari ketika menceritakan kisahnya kepada Associated Press pekan ini.

"Kami tidak akan selamat jika saya tidak bersepeda ke desa saya," sambungnya.

"Itu adalah perjalanan yang sulit," katanya.

"Cuaca terlalu panas, tetapi kami tidak punya pilihan. Saya hanya punya satu tujuan dalam pikiran saya, dan itu untuk mencapai rumah," tutur Kumari.

Kumari sendiri baru pindah ke Gurugram pada bulan Januari lalu untuk merawat ayahnya.

Setelah tiba di kampung halaman, para pejabat desa setempat menempatkan Kumari dan ayahnya di sebuah pusat karantina. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah India, untuk menekan penularan virus corona.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News