Tenaga medis di Amerika Serikat/Net
Tenaga medis di Amerika Serikat/Net
KOMENTAR

AMERIKA Serikat mencatatkan sejarah kelamnya pada Rabu (27/5), setelah angka kematian akibat Covid-19 di negeri Paman Sam menembus 100.000.

Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins pada Kamis (28/5), AS sydah mencatatkan 1.698.581 infeksi Covid-19, dengan 100.276 di antaranya sudah meninggal.

Pada saat kematian di AS menembus 100.000, Ketua DPR Nancy Pelosi menghentikan konferensi pers sejenak.

"Sedikit yang kita tahu, kita kan datang ke sini hampir pada waktu yang tepat ketika negara kita mendaftarkan 100.000 orang meninggal akibat virus corona," ujar Pelosi, melansir CNA.

Selain Pelosi, calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden juga memberikan perhatiannya melalui cuitan di akun Twitter-nya.

"Terhadap mereka yang terluka, saya turut berduka. Bangsa ini berduka bersamamu," ujar mantan Wakil Presiden AS tersebut.

Selain AS, negara-negara lain di benua Amerika, terutama Amerika Latin juga terus mengalami lonjakan kasus dan kematian. Misalnya saja Brasil, peru, dan Chili yang lambat laun angkanya mulai melewati Eropa.

"Kami sangat prihatin bahwa jumlah kasus baru yang dilaporkan minggu lalu di Brasil adalah yang tertinggi untuk periode tujuh hari sejak wabah dimulai," ujar Direktur Pan American Health Organization (PAHO), Carissa Etienne.

"Baik Peru dan Chili juga melaporkan insiden tinggi, tanda bahwa penularan masih meningkat di negara-negara ini," tambahnya.

Sementara benua Amerika dinyatakan menjadi episentrum baru Covid-19, maka Uni Eropa sudah mulai merencanakan pemulihan besar-besaran. Beberapa negara sudah melakukan relaksasi untuk menghidupkan kembali ekonomi.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News