KOMENTAR

VIRUS corona menyebar dengan cepat dan banyak menimbulkan korban, Hingga hari ini, Senin (27/1), wabah 2019-nCoV yang mematikan itu telah menewaskan 80 orang di China, dan sebanyak 2.504 orang telah terifeksi secara global.

South China Morning Post melaporkan sebanyak 2.454 kasus telah terdaftar di China, dan secara keseluruhan, 2.504 kasus telah terkonfirmasi di seluruh dunia

Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) China menyatakan dari yang terinfeksi di China, ada 49 pasien yang sudah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit.

Salah satunya adalah Huang (23) yang selamat setelah dirawat secara intensif Selama hampir tiga minggu.  Huang mengisahkan, awalnya ia mengalami pusing, tak lama ia demam tinggi dan sesak napas. Kondisi tubuhnya memburuk dengan cepat, sampai akhirnya ia diketahui terinfeksi virus corona.

Faktor usia yang masih muda yang membuatnya sembuh dengan cepat dan kekuatan badannya yang mendukung hal itu.

Hingga kini, vaksin maupun obat untuk virus itu belum tersedia.

Diah Handayani, Spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, mengatakan bahwa semua virus corona, termasuk virus corona 2019-nCoV, belum ada obatnya.

“Tapi bisa (disembuhkan),” ujarnya.

Beberapa korban meninggal pada umumnya tidak semata disebabkan oleh 2019-nCoV, namun juga dipengaruhi faktor kerentanan seperti usia dan daya tahan tubuh, serta komplikasi penyakin lain yang sudah ada.

Pasien yang dicurigai mengidap virus corona segera harus disolasi agar penularan ke orang lain dapat dicegah.

Untuk gejala awal, maka pasien akan mendapatkan obat demam, batuk, dan flu disertai dukungan makanan yang sehat agar meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus tersebut.

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Omni Pulomas Dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD menjelaskan, saat ini ada dua negara yang diketahui langsung mengembangkan vaksin untuk penyakit virus Corona, yaitu Amerika dan China. Namun, masa untuk membuat vaksin tersebut  paling cepat satu tahun.

"Sudah ada upaya dari beberapa peneliti di China dan Amerika untuk mengembangkan vaksin yang baru ini. Tapi secepat-cepatnya tersedia itu paling cepat 1 tahun. Karena buat vaksin itu susah," kata Dr Dirga, Minggu (26/1).

Tindakan medis untuk pasien yang telah terjangkit virus tersebut ialah hanya bersifat supportif.
"Jadi kalau ada pasien yang positif itu pengobatannya supportif, kasih infus, diatasi demamnya. Pakai alat bantu nafas, tetapi belum ada pengobatan yang spesifik," ujar dia.

Daya tahan tubuh serta usia juga mempengaruhi kesembuhan. Pastikan masyarakat agar menjaga kesehatan tubuh dan pola makan sehat.




Waspada Kanker Kandung Kemih: Sadari, Cegah, dan Harapan Baru Pengobatan

Sebelumnya

Makanan yang Harus Dihindari Ibu Menyusui Saat Bayi Alami Batuk Pilek

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health