Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

KEBANYAKAN anak memang suka mengeluh, merengek, bahkan melengkingkan suara mereka. Tapi ada beberapa dari mereka yang melakukannya lebih sering dari anak-anak lain. Mungkin banyak orangtua berpendapat hal itu adalah wajar bahkan kemudian mengabaikannya. Keluhan dan lengkingan itu dianggap sebagai sesuatu yang ‘khas’ anak-anak.

Sayangnya, orangtua ‘lupa’ mendalami keluhan anak. Apakah itu karena sesuatu yang ia tidak sukai atau mengeluh karena kesulitan yang ia rasakan. Atau bisa jadi timbul karena rasa frustasi. Hal-hal tersebut tentulah memerlukan solusi yang berbeda.

Ada anak yang tidak berani untuk melangkah, ada anak yang tidak mau belajar tentang hal baru, dan ada pula anak yang trauma dengan suatu hal hingga tidak mau mencoba lagi.

Lantas, apa yang harus ibu lakukan?

Bedakan mana keluhan terhadap sesuatu atau keluhan yang hanya ditujukan untuk menarik perhatian orangtua. Lihatlah situasi yang ada di hadapan kita, apakah ia mulai berteriak-teriak di dekat mainan yang berantakan, atau misalnya mulai merengek di kala sudah masuk jam tidurnya. Keluhan itu tentu menjadi ‘panggilan’ bagi ibu untuk mendekatinya dan menemaninya beristirahat. Ibu tak perlu tersulut emosi.

Jangan menyepelekan perbincangan dengan anak. Jangan keburu memarahi anak jika ia mengeluh, tanpa ibu tahu apa penyebabnya. Karena itulah ibu harus menyediakan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan si kecil. Jika keluhan itu karena pelajaran di sekolah yang ia anggap sulit, maka tanyakan apa yang belum dimengerti anak dan cobalah menjelaskan dengan cara yang mudah dicerna. Jika anak mengeluhkan sistem belajar di sekolah, jelaskanlah bahwa sekolah adalah cara untuk melatih pikiran kita agar menjadi cerdas saat dewasa nanti.

Konsistenlah untuk mendorong anak menjadi mandiri. Ibu, jangan pernah merasa ragu atau takut memotivasi anak menjadi mandiri. Melatih anak mandiri bukan suatu tindakan yang kejam. Saat si kecil mulai mengeluh, ibu harus membuka pikirannya bahwa hal sulit yang ia keluhkan itu tidaklah sesulit itu. Ajarkan anak untuk menjadi kreatif mencari cara menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya.




Pemalu atau Social Anxiety? Yuk Kenali Tanda-Tandanya, Bunda!

Sebelumnya

Anak Slow Response Saat Diperintah, Ayah Bunda ‘Berkaca’ Dulu Sebelum Marah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting