KOMENTAR

AL-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Beruntunglah orang yang mendapat hidayah Islam. Hanya orang-orang pilihan Allah yang mendapat hidayah ini. Siapa yang Allah beri petunjuk kepada Islam, tak akan ada yang bisa menyesatkannya. Demikian pula sebaliknya, siapa yang Allah sesatkan dari Islam maka tak seorangpun bisa memberinya petunjuk.

Adalah Abu Thalib, paman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Jasanya terhadap pribadi Nabi dan dakwahnya sangat luar biasa. Namun, tak lekas menyambut ajakan keponakannya untuk masuk Islam.

Hingga akhir hayatnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajaknya mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Namun ia enggan mengucapkan kalimat tauhid. Sampai pada kalimat terakhirnya yang memilih tetap berada di atas agama bapaknya.

Sedihlah sangat baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hingga beliau nekad ingin tetap mintakan ampunan untuk paman yang dikasihinya. Datang teguran dari langit.

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashash: 56)

Allah sangat istimewakan seseorang yang masuk Islam. Dia jadikan Islamnya sebagai ‘mahar’ untuk menghapuskan dosa-dosa dan kemaksiatan yang pernah dikerjakannya dahulu.

Jika seorang non muslim masuk Islam maka Allah ampunkan dosa-dosa di masa kafirnya. Setelah bersyahadat maka ia menjadi manusia suci dari segala dosa.

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوا إِن يَنتَهُوا يُغْفَرْ لَهُم مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِن يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ

Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, (Abu Sufyan dan kawan-kawannya) ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu (dibinasakan).” (QS. Al-Anfaal: 38)

Diriwayatkan dari ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu 'Anhu yang menceritakan saat dirinya masuk Islam. Beliau berkata,

لَمَّا جَعَلَ اللَّهُ الإِسْلامَ فِي قَلْبِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقُلْتُ : ابْسُطْ يَمِينَكَ فَلأُبَايِعْكَ . فَبَسَطَ يَمِينَهُ ، قَالَ : فَقَبَضْتُ يَدِي . قَالَ : مَا لَكَ يَا عَمْرُو ؟ قَالَ : قُلْتُ : أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِطَ . قَالَ : تَشْتَرِطُ بِمَاذَا ؟ قُلْتُ : أَنْ يُغْفَرَ لِي . قَالَ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الإِسْلامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ

“Ketika Allah menjadikan Islam dalam hatiku, aku mendatangi Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Aku berkata: bentangkanlah tanganmu, aku akan berbai’at kepadamu.

Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membentangkan tangan kanannya.

Dia berkata: maka aku tahan tanganku (tidak menjabat tangan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam).

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya: Ada apa wahai ‘Amr?

Dia berkata: Aku ingin meminta syarat!

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya: Apakah syaratmu?

Maka aku berkata: Agar aku diampuni.

Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkata: Apakah engkau belum tahu bahwa sesungguhnya Islam itu menghapus dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya.” (HR. Muslim)

Seseorang yang masuk Islam tidak bisa dituntut dan dihakimi atas kejahatannya sebelum masuk Islam, seperti memerangi kaum muslimin. Demikian pula penghasilannya dari jalan haram saat masih kafir menjadi halal dan tetap menjadi haknya.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur