KOMENTAR

SEPERTI halnya Indonesia, Rusia merupakan negara multietnis dan multiagama yang memiliki keanekaragaman budaya dan kekayaan sejarah. Rusia dengan luas wilayah lebih dari 17 juta km2 yang terbentang dari Eropa ke Asia menjadi jembatan berbagai peradaban, termasuk peradaban barat dan Islam.

Islam di Rusia merupakan salah satu agama tradisional. Saat ini Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia, setelah Kristen Ortodoks. Selama berabad-abad, muslim di Rusia telah mengalami berbagai tahapan perkembangan dan bahkan melewati masa-masa sulit, seperti larangan dan tekanan dari pemerintah di era Uni Soviet. Namun demikian, sikap toleransi dan kebebasan beragama tercermin juga dalam kehidupan masyarakat Rusia, seperti hubungan antara Islam dan Kristen Ortodoks.

Kedatangan Islam

Islam masuk ke Rusia hampir 350 tahun sebelum masuknya Kristen. Baptisan Rus sebagai awal masuknya agama Kristen Ortodoks terjadi pada tahun 988. Bangsa Rus merupakan nenek moyang bangsa Rusia. Pada tahun 642 atau beberapa tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW., orang-orang muslim yang di antaranya merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW masuk ke kota tua Derbent yang terletak di Selatan Republik Dagestan, wilayah Rusia saat ini. Sejak itu mulailah penyebaran Islam di wilayah Kaukasus. 

Penyebaran Islam terjadi juga di wilayah Ural-Volga. Pada tahun 919, pemerintah Volga Bulgaria di wilayah Tatarstan saat ini mengirimkan utusan untuk pergi ke Khalifahan Bagdad dengan usulan mengirim tokoh-tokoh agama Islam untuk mengajarkan dan menyebarkan Islam di wilayahnya. Pada saat itu Ibn Fadlan, seorang penulis dan pengembara Arab berkunjung ke Volga Bulgaria. Pada tahun 922 Khan Almush, penguasa di Volga Bulgaria menyatakan Islam sebagai agama resmi pemerintahan Volga Bulgaria. Dengan demikian, Islam diakui di wilayah ini 66 tahun sebelum diadopsinya agama Kristen oleh Rus.

Pada awal era Uni Soviet yang berdiri tahun 1922, kegiatan-kegiatan keagamaan dapat dilakukan sebagaimana umumnya. Tetapi mulai pertengahan tahun 1930-an, terjadi upaya-upaya penekanan perkembangan agama, tidak hanya terhadap Islam, tetapi juga agama lain. Tokoh-tokoh agama dinilai melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah Uni Soviet. Masyarakat tidak dapat beribadah secara bebas. Banyak tempat peribadatan dihancurkan atau dialihfungsikan.
Masjid Agung St. Petersburg

Masjid Agung St. Petersburg yang dibangun tahun 1910 misalnya, ditutup pada tahun 1940 dan kembali difungsikan lagi sebagai tempat peribadatan pada tahun 1956. Masjid berhias ornamen keramik seperti mozaik berwarna biru ini disebut juga Masjid Biru.

Masjid Biru adalah salah satu simbol hubungan Rusia dengan Indonesia. Pada tahun 1956, Presiden Soekarno yang sedang berkunjung ke St. Petersburg tidak dapat singgah karena masjid tersebut dijadikan gudang. Presiden Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet mengalihfungsikan kembali masjid tersebut sebagai tempat peribadatan. Setelah permintaan tersebut dipenuhi, muslim St. Petersbug sangat berterima kasih kepada Presiden Soekarno dan bangsa Indonesia.

 

 

Islam Bertumbuh Pesat

Setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1991 dan berdirinya Rusia, kehidupan beragama mulai berkembang. Kekebasan beragama dijamin dalam konstitusi. Islam pun bangkit dan berkembang dengan pesat.

Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintahan, sejarah, dan budaya bangsa Rusia. Jumlah muslim di Rusia terus meningkat. Pada tahun 1937, muslim di Rusia sebanyak 5,9 persen, tahun 1989 - 7,9 persen, tahun 1994 - lebih dari 8 persen dari keseluruhan penduduk Rusia. Berbagai sumber menyebutkan bahwa saat ini jumlah muslim di Rusia bervariasi antara 20-25 juta orang atau 13-20% dari jumlah penduduk Rusia. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di Eropa. Muslim Rusia mewakili berbagai suku bangsa seperti Tatar, Bashkir, Chechnya, dan Slavia. Pada tahun 2030 diperkirakan jumlah muslim Rusia mencapai 30 juta orang.

Muslim di Rusia tinggal dan tersebar hampir di seluruh wilayah Rusia. Wilayah-wilayah umat muslim adalah Kaukasus Utara, Volga, Ural dan Siberia Barat. Sebagian besar umat muslim tinggal di sembilan republik atau wilayah bagian Rusia, yaitu Adygea, Bashkiria, Dagestan, Ingushetia, Kabardino-Balkaria, Karachay-Cherkessia, Ossetia Utara, Tatarstan, dan Chechnya. Wilayah lain yang juga dihuni banyak penduduk muslim adalah Moskow dan St. Petersburg. Tempat ibadah, lembaga pendidikan, dan asosiasi keagamaan juga berkembang.

Jumlah masjid meningkat pesat. Selain perbaikan masjid-masjid lama, dibangun juga masjid-masjid baru. Sebelum revolusi 1917, di wilayah Rusia terdapat sekitar 12 ribu masjid. Tahun 1937, hanya sekitar 100 masjid yang terdaftar. Pada periode tahun 1991-2000, jumlah masjid meningkat signifikan. Jika tahun 1991 terdapat sekitar 870 masjid, maka pada tahun 2018 terdapat lebih dari 8000 masjid. Sebagian besar masjid berada di Kaukasus Utara, Tatarstan dan Bashkortostan. Selain Masjid Agung St. Petersburg, masjid yang menjadi ikon muslim Rusia adalah Masjid Kul Sharif di Kazan, Tatarstan, dan Masjid Agung Moskow. 

Masjid Agung Moskow yang dibangun pada 1904 merupakan masjid terbesar tidak hanya di Rusia, tetapi juga di Eropa. Tahun 1956, Presiden Soekarno berkunjung ke masjid tersebut. Untuk menampung jemaah yang lebih banyak, masjid tersebut direnovasi pada tahun 2011. Pembukaan resmi dilakukan September 2015 yang dihadiri Presiden Vladimir Putin, Presiden Turki, dan Presiden Palestina.

Masjid dengan luas 18.900 m2 dan memiliki 6 lantai ini, saat perayaan hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, didatangi lebih dari 15.000 orang. Masjid megah tersebut terletak tidak jauh dari gelanggang olahraga Olympic Stadium.

Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H

Belum lama ini, tepatnya dua hari setelah Idul Fitri 1439 H, pada 17 Juni 2018 telah diresmikan masjid “Nurullah” di Kota Solncehnogorsk, berjarak 75 km dari Moskow. Masjid ini merupakan masjid ke delapan di Moskow Region. Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi turut hadir dalam peresmian tersebut. Masjid ini tidak jauh dari jalan protokol yang melintasi jalur Moskow-St. Petersburg. Peresmian masjid sudah sangat lama dinanti karena pembangunan masjid memakan waktu sekitar 18 tahun.

Salah satu tantangan terbesar muslim Rusia adalah lama waktu berpuasa pada Ramadhan lalu yaitu 19 jam, karena bertepatan dengan musim panas. Iftar atau buka bersama seperti yang diselenggarakan tiap hari di Memorial Mosque on Poklonnaya Hill, Moskow, dihadiri sekitar 1000 pengunjung yang tidak hanya umat muslim, tetapi juga umat beragama lain. Iftar tersebut diselenggarakan oleh berbagai kalangan atau organisasi secara bergiliran yang bersedekah di bulan Ramadhan.

Pada hari terakhir iftar tanggal 14 Juni 2018, misalnya, diselenggarakan oleh International Association of Islamic Business (IAIB), Rusia. Iftar tersebut dipadati para pengunjung walaupun pada hari tersebut hampir semua perhatian orang tertuju pada Piala Dunia 2018 yang empat jam sebelum buka puasa dilakukan pembukaan Piala Dunia di Stadion Luzhniki, Moskow.  

Saat Idul Fitri, muslim Rusia berduyun-duyun mendatangani masjid-masjid dan untuk melaksanakan shalat Ied. Mereka memenuhi ruangan masjid, lapangan, hingga ke jalan.

Umat muslim Rusia juga setiap tahun menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah. Minat muslim Rusia untuk beribadah haji dan umrah terus meningkat setiap tahun. Tahun 2017 lalu, tercatat 23,5 ribu muslim Rusia menunaikan ibadah haji.

Kehidupan Muslim




Fokus pada Segmen Ritel, Bank Mega Syariah Perluas Jangkauan Nasabah untuk Halal Lifestyle

Sebelumnya

Direksi Minimarket di Malaysia Didakwa Menghina Agama karena Menjual Kaus Kaki Bertuliskan “Allah”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News