KOMENTAR

Pendidikan moral masyarakat muslim Rusia menjadi perhatian berbagai kalangan, khususnya para pemuka agama Islam. Saat ini makin banyak lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi Islam antara lain Universitas Islam Rusia, Bulgarian Islamic Academy di Tatarstan, serta Institut Islam Moskow di Moskow.

Pada masa peralihan (beberapa tahun setelah runtuhnya Soviet), masih sangat sedikit lembaga pendidikan Islam untuk mempersiapkan imam masjid, ulama, guru agama Islam, dan lainnya. Karena itu, tidak sedikit warga Rusia, khususnya generasi muda yang belajar ke luar negeri, seperti Timur Tengah. Akan tetapi, para pemuka agama Rusia, seperti Mufti Sheikh Ravil Gaynutdin, Ketua Dewan Mufti Rusia dan Rafik Mukhametsin, Rektor Universitas Islam Rusia mengatakan perlunya memberikan perhatian penuh terhadap mereka yang belajar keislaman tersebut karena mereka mengalami pengaruh budaya dan ideologi negara tempat belajar yang berbeda dengan tradisi dan cara hidup masyarakat muslim Rusia.

Pada masa Uni Soviet, lembaga pendidikan Islam yang mempersiapkan kader-kader ulama muslim, yaitu madrasah Mir-Arab di Bukhara dan Institut Islam di Tashkent. Beberapa lulusan sekolah ini dikirim ke berbagai perguruan tinggi Islam di luar negeri, khsususnya di Mesir untuk memperoleh pendidikan dan peningkatan kualifikasi. 

Dengan bertambahnya muslim di Rusia, berkembang pula kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Kebutuhan sehari-hari, seperti produk-produk halal semakin meningkat. Hal ini tentunya menjadi peluang ekonomi yang besar dan saat ini sedang dikembangkan oleh komunitas muslim Rusia. Produk halal tidak hanya meliputi makanan, minuman, dan pakaian, tetapi juga pariwisata dan pengelolaan ekonomi berlandaskan Islam, termasuk perbankan.

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan Rusia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di Eropa dapat lebih mengembangkan hubungan dan kerja sama kedua bangsa. Kerja sama tidak hanya untuk lebih mempererat ukhuwah islamiah, mempromosikan nilai-nilai toleransi dan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, tetapi juga kerja sama ekonomi, perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi adalah pandangan sebagian masyarakat Indonesia yang masih dibayangi prasangka terhadap stereotip masa Soviet. Padahal, Rusia sudah berubah! (Teks : Enjay Diana)




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News