Suasana kamp pengungsi Rafah/Reuters
Suasana kamp pengungsi Rafah/Reuters
KOMENTAR

ISRAEL menolak proposal gencatan senjata yang diusulkan Hamas, bahkan merencanakan menyerang pasukan pejuang itu di wilayah Rafah yang kini menjadi rumah bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina.

Para dokter dan pekerja bantuan berjuang untuk memberikan bantuan dasar kepada warga Palestina yang berlindung di sekitar Rafah. Banyak dari mereka yang terjebak di pagar perbatasan Mesir dan tinggal di tenda-tenda darurat.

Badan-badan bantuan memperingatkan bahwa sejumlah besar warga sipil bisa meninggal dunia dalam serangan tersebut.

“Ada rasa cemas dan panik yang kian meningkat di Rafah, orang-orang tidak tahu ke mana harus pergi,” ungkap Kepala UNRWA Philippe Lazzarini seperti dilaporkan Reuters (9/2).

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Jumat mengumumkan bahwa militer diperintahkan mengembangkan rencana untuk mengevakuasi penduduk dan menghancurkan empat batalyon Hamas yang diyakini berada di Rafah.

Disebutkan pula bahwa Israel tidak dapat mencapai tujuannya untuk melenyapkan militan Islam yang menguasai Gaza selama unit-unit tersebut masih ada. Karena itulah Netanyahu menolak proposal gencatan senjata Hamas.

Seorang pejabat Israel yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa Israel akan mencoba mengevakuasi pengungsi di Rafah, yang sebagian besar melarikan diri dari utara, untuk dipindahkan kembali ke utara sebelum terjadi serangan apa pun.

Washington, sebagai pendukung utama Israel, mengatakan pihaknya tidak akan mendukung serangan yang tidak melindungi warga sipil, dan telah mengingatkan Israel tentang memorandum keamanan nasional AS terbaru yang mengimbau negara-negara penerima senjata AS untuk mematuhi hukum internasional.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre di hadapan wartawan menjelaskan bahwa Israel telah menyatakan kesediaan mereka untuk mematuhi memorandum tersebut. Ia pun menegaskan Washington tidak menerapkan standar baru untuk bantuan militer.

Sementara itu, Kepresidenan Palestina mengatakan rencana Netanyahu bertujuan untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka. Menyerang Rafah dapat dipastikan sebagai tindakan yang melanggar semua ‘garis merah’ dan mengancam perdamaian kawasan maupun dunia.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News