Belalang goreng, salah satu sajian street food/Unsplash
Belalang goreng, salah satu sajian street food/Unsplash
KOMENTAR

MENYANTAP belalang bukanlah selera yang jamak terjadi, sehingga mendengarnya saja dapat membuat sebagian orang tergidik. Bahkan ada pula yang merasa jijik, terlebih bagi pihak-pihak memandang belalang hanyalah serangga yang berperan sebagai hama tanaman.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa menyantap belalang telah menjadi tradisi di sejumlah daerah di Indonesia bahkan dunia. Para penggemarnya mengakui ada kelezatan yang unik pada serangga ini. Soal selera setiap orang bisa berbeda-beda.

Hesti Ayuningtyas Pangastuti dalam buku Panganpedia: Penjelasan Sains dari Fenomena Pangan Sehari-Hari (2021: 5) menerangkan:

Pernah mencoba belalang goreng? Tak lengkap rasanya jika Anda pergi ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta tanpa mencoba kuliner ekstrim yang satu ini. Banyak orang bergidik membayangkan belalang yang banyak hidup di persawahan dan ladang, lalu tiba-tiba terhidang di depan meja makan.

Kuliner ekstrem belalang goreng ternyata tak hanya dijumpai di Yogyakarta. Negara lain, misalnya Meksiko, Uganda, dan Thailand juga mengonsumsi belalang dan berbagai jenis serangga yang bahkan lebih ekstrem.

Apabila kita melancong ke Chiang Rai, Thailand, kuliner ekstrem seperti belalang goreng banyak sekali dijajakan dengan penuh kebanggaan. Para wisatawan yang berseliweran tidak jarang berdatangan disebabkan tertantang dengan kuliner belalang.

Begitupun di Indonesia, bagi sejumlah masyarakat pedesaan menyantap belalang malah dipandang sebagai bagian dari tradisi warisan leluhur. Sehingga jangan kaget apabila kita berkunjung tiba-tiba dihidangkan menu belalang goreng.

Secara dimensi gizi pun belalang ternyata memiliki keunggulan, bahkan disebut-sebut menyamai kelebihan daging. Ini jelas sangat menarik mengingat harga daging yang mahal bisa dipadankan dengan belalang yang sangat ringan dalam perkara biaya.

Kendati disebut memiliki keunggulan, ternyata mengonsumsi belalang dapat menimbulkan gangguan bagi orang-orang tertentu. Seandainya kita tergolong sebagai pihak yang menyukai kuliner belalang, maka tidaklah boleh abai memerhatikan aspek kesehatan diri.

Hesti Ayuningtyas Pangastuti (2021: 6) menjelaskan:

Belalang goreng juga punya kandungan protein yang tinggi, yaitu berkisar antara 13-28 persen, mirip dengan daging sapi yaitu 19-26 persen. Sayangnya, tidak semua orang bisa menikmati kuliner unik ini karena beberapa orang alergi belalang goreng.

Mengapa belalang goreng dapat menyebabkan alergi?

Orang yang alergi pada belalang goreng biasanya ditandai dengan munculnya bentol-bentol, sesak nafas, dan gangguan alergi lainnya. Salah satu penyebab alergi adalah tropomiosin. Tropomiosin adalah protein yang berfungsi untuk kontraksi otot. Tropomiosin umumnya terdapat pada kecoa, kutu, dan udang.

Penelitian Reese et al. (1999) membuktikan bahwa beberapa pasien yang alergi kutu debu ternyata juga sensitif terhadap tropomiosin pada seafood. Nah, orang yang memiliki alergi seafood, misalnya, bisa juga alergi saat mengonsumsi serangga.

Penyebab alergi lainnya adalah senyawa kitin. Kitin adalah senyawa polisakarida yang mengandung nitrogen dan umumnya ditemukan pada jamur, crustacea (misalnya kepiting, lobster, dan udang), serta serangga. Pada beberapa penelitian, kitin juga merupakan alergen. Nah, karena itu pastikan Anda tidak punya alergi sebelum memakan belalang goreng.

Pada akhirnya, konsumen muslim tidak akan dapat melepaskan dirinya dari pertanyaan halal atau haram menyantap belalang. Dalam penggalian atas hukumnya ini, kita bisa tercengang rupanya kebiasaan makan belalang justru sudah ada sejak lama, bahkan ketika Rasulullah saw. masih hidup.

Ibnu Hajar al-Asqalani pada buku Bulughul Maram Hadis-hadis Ibadah, Muamalah, dan Akhlak (2019: 259) mengungkapkan:

Dari Ibn Abi Aura, “Kami berperang bersama Rasulullah saw. sebanyak tujuh kali. Kami selalu makan belalang.” (HR. Muttafaq `alaih)

Dalam tujuh kali peperangan, ternyata para sahabat Nabi selalu menyantap belalang dan Nabi Muhammad pun memperbolehkan atau tidak melarangnya. Pada peperangan bahan makanan seringkali menjadi sumber kesulitan, sehingga keberadaan belalang justru ikut menjadi solusi. Dan dari hadis inilah para ulama memperbolehkan makan belalang.

Selama ini belalang identik dengan hama tanaman. Para petani sering mengeluh jika datang musim rombongan belalang menyerbu perkebunan lalu menyantap daun-daun tanaman. Inilah masa dimana belalalang menjadi musibah bagi pertanian.

Sehingga dengan menyantap belalang, bisalah dipandang sebagai salah satu upaya membantu petani. Selain hamanya disingkirkan mereka juga mendapatkan pendapatan dari menjual hama tanaman.

Kendati menyantapnya diperbolehkan, bagi yang merasa tidak nyaman atau jijik atau malah alergi dengan belalang, maka tidak perlu memaksakan diri. Lagi pula banyak toh pilihan makanan halal lainnya, yang mana kita tinggal menyesuaikan dengan selera dan kondisi kesehatan.




Ternyata Siomay Bisa Saja Haram

Sebelumnya

Parsel: Halal atau Haram?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Halal Haram