Campursari bertema Endahing Budoyo, Larasing Campursari (31/10) di Karanganyar/Dok. Kemendikbudristek
Campursari bertema Endahing Budoyo, Larasing Campursari (31/10) di Karanganyar/Dok. Kemendikbudristek
KOMENTAR

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Brayat Endah Laras menggelar pentas campursari bertajuk Endahing Budoyo Larasing Campursari di Gedung Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Selasa (31/10).

Dalam pentas tersebut, tampil sederet musisi campursari terkenal seperti Endah Laras, Soimah, Cak Diqin, Nurhana, Woro Mustika, dan penyanyi cilik Gading Cenol.

Para musisi tersebut membawakan tembang campursari karya aransemen ulang Tommy Widodo berkolaborasi dengan Sangga Buana yang sudah 30 tahun berkecimpung di dunia campursari dengan balutan Brayat Endah Laras Orkestra.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menuturkan bahwa musik campursari memiliki nilai sosial tinggi dan kaya kreativitas berupa kreasi aransemen.

Menurutnya, musik campursari dapat diterima seluruh kalangan usia muda dan tua serta banyak disukai masyarakat di luar pulau Jawa. Hal tersebut menjadi kekuatan nilai sosial musik campursari yang menyatukan keberagaman.

Semangat yang dibawa oleh musik campursari inilah yang mesti hadir dalam pemajuan kebudayaan Indonesia. Campursari bukan sekadar menghibur, melainkan menanamkan prinsip kebersamaan dalam keberagaman.

Mahendra mengemukakan, sajian musik campursari perlu menunjukkan kelasnya di tengah perkembangan zaman secara inovatif tanpa meninggalkan ciri autentiknya.

“Dengan begitu campursari tetap bergeliat sebagai musik kearifan lokal yang mampu merevitalisasi genrenya sesuai kemajuan dinamika musik saat ini,” ucap Mahendra.

Sementara itu, musisi campursari Endah Laras menyampaikan, keindahan musik campursari terletak pada paduan musik beralunan khas lokal yang dirancang secara rapi ditambah aransemen sesuai perkembangan masa.

Endah Laras merupakan salah satu seniman yang telah 18 tahun berkecimpung di dunia musik campursari. Ia ingin mengulik kembali masa lalu kejayaan lagu-lagu campursari karya maestro Manthou’s, Andjar Any, Cak Diqin, Didi Kempot, Wasimin PS, serta beberapa karya maestro lainnya dalam perkembangan zaman sekarang ini.

Endah menyebut, musik campursari merupakan alunan tembang yang merakyat, mengisahkan berbagai latar kehidupan sehingga menjadi dapat diterima masyarakat karena disampaikan penuh dengan penjiwaan.

Pentas ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang campursari yang pernah berjaya dan digemari masyarakat sehingga makin kompetitif pada situasi saat ini sekaligus membangun semangat musisi campursari untuk terus berkarya.

Selain itu ditujukan juga untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada musik lokal sebagai bagian dari aset budaya Indonesia yang perlu disebarluaskan sehingga terus lestari.
 




Universitas Mercu Buana Sumbang Dua Sumur Resapan di Masjid At Tabayyun

Sebelumnya

Didukung Jago Syariah, Halal Fair 2024 Siap Melejitkan Pasar Produk Halal Yogyakarta

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E