Kunjungan CEPI ke Bio Farma untuk membahas kerja sama produksi vaksin (15/9)/Dok. Bio Farma
Kunjungan CEPI ke Bio Farma untuk membahas kerja sama produksi vaksin (15/9)/Dok. Bio Farma
KOMENTAR

INDONESIA melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma telah resmi menjalin kerja sama dengan Coalition for Pandemic Preparedness Innovations (CEPI) demi mempercepat produksi vaksin di Tanah Air dalam mengantisipasi kemungkinan pandemi di masa depan.

Penelusuran Farah.id menunjukkan bahwa CEPI yang berdiri sejak tahun 2017 merupakan kemitraan global yang terdiri dari organisasi publik, sektor swasta, filantropi, dan masyarakat sipil.

CEPI memiliki misi untuk pengembangan percepatan produksi vaksin untuk penyakit menular sekaligus perluasan akses vaksin agar semakin banyak anggota masyarakat global yang divaksinasi.

Kerja sama Bio Farma dan CEPI ditandatangani pada 19 September dan berlaku untuk jangka waktu 10 tahun. Kesepakatan kerja sama tersebut bernilai $15 juta.

Salah satu poin penting dalam implementasi kerja sama tersebut adalah tentang teknologi.

CEPI membawa dua teknologi terbaru dalam pembuatan vaksin yaitu mRNA dan viral vector yang selama ini memang belum diaplikasikan di dalam negeri.

Tidak hanya soal teknologi, implementasi kerja sama juga diwujudkan dalam pembangunan laboratorium bioproses. Laboratorium ini menjadi fasilitas utama untuk mengembangkan dan menguji vaksin.

Dalam pengujian vaksin, Bio Farma dan CEPI sepakat untuk mengedepankan sistem Good Manufacturing Practices (GMP). Sistem GMP tersebut berlaku untuk tahapan uji klinis vaksin fase 2 dan fase 3 serta untuk  produksi komersial terbatas.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyambut baik kerja sama ini. Harapannya, Indonesia bisa lebih cepat menciptakan vaksin dengan cara efektif dan efisien (diproduksi sendiri) untuk lebih kesiagaan menghadapi kemungkinan pandemi di masa depan.

Dengan adanya kerja sama dengan CEPI, Indonesia diharapkan dapat merasakan berbagai manfaat berikut ini.

1# Indonesia dapat membuat vaksin dalam waktu 100 hari setelah patogen virus teridentifikasi.

2# Indonesia berkontribusi positif dalam ketersediaan stok dan kemandirian pembuatan vaksin, terutama di wilayah ASEAN.

3# Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kapabilitas riset dan kapasitas stok vaksin yang dibutuhkan, baik di dalam negeri maupun untuk skala global.

CEO CEPI Dr. Richard Hatchett menyatakan optimismenya bahwa kerja sama dengan Bio Farma akan mampu mengurangi dampak pandemi di masa mendatang dan mengurangi diskriminasi akses vaksin.

“Lebih penting lagi, kapabilitas dalam produksi vaksin mRNA yang diterapkan dalam kerja sama ini dapat memberi percepatan dan keadilan akses vaksin bagi negara-negara kawasan ASEAN saat menghadapi ancaman wabah,” ungkap Dr. Richard Hatchett dalam keterangannya di situs resmi Bio Farma.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya terkait kapasitas dan kapabilitas industri di wilayah negara berkembang.

“Dengan penggabungan dua kekuatan ini, kami mampu melebarkan sayap layanan untuk menangani kebutuhan global terkait produk life science, menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan, serta memitigasi kemungkinan krisis yang akan datang. Kami siap mengoptimalkan setiap kesempatan demi meningkatkan kualitas hidup umat manusia,” tegas Shadiq.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News