Lonjakan subvarian baru COVID-19 terjadi di sejumlah negara/Pixabay
Lonjakan subvarian baru COVID-19 terjadi di sejumlah negara/Pixabay
KOMENTAR

KETUA Tim Tanggap COVID-19 WHO Maria van Kerkhove menyatakan bahwa varian COVID BA.X telah bermutasi di sejumlah negara di dunia termasuk Amerika Serikat dan Denmark.

Dilansir Express, Statens Serum Institut Denmark melaporkan sebuah subvarian baru Omicron BA.2 yang dilaporkan dalam kasus di Denmark dan Israel.

“Tidak ada indikasi varian baru itu menyebabkan sakit parah,” ungkap Maria (19/8/2023).

CDC Amerika Serikat mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik mengingat angka kasus mulai kembali merebak. Lonjakan kasus juga terlihat jelas di Inggris.

Laporan pemerintah Inggris menunjukkan ada 930 orang terkonfirmasi COVID-19, meningkat 17,4 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Kenaikan angka kasus berbanding lurus dengan jumlah pasien di rumah sakit. Jumlah pasien meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Demikian juga angka kematian akibat COVID yang meningkat.

Berdasarkan penelusuran Farah.id, NHS (National Health Service) Inggris telah merilis sejumlah gejala infeksi COVID BA.X meliputi: suhu tubuh tinggi hingga menggigil, batuk terus-menerus, kehilangan Indera penciuman dan Indera perasa, sesak napas, merasa lelah, tubuh sakit berkelanjutan, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung berair atau tersumbat, diare, dan kehilangan selera makan.

Banyak orang bisa pulih setelah 12 hari meskipun ada sejumlah kasus yang memburuk dan berakhir kematian.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News