Kawasan bebas asap rokok jadi solusi mengurangi udara kotor/Pixabay
Kawasan bebas asap rokok jadi solusi mengurangi udara kotor/Pixabay
KOMENTAR

BEREDARNYA kabar bahwa anak-anak akan menjalani kembali Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai salah satu cara menghindari polusi udara yang kian memburuk di Jakarta hingga Tangerang Selatan mendapat bantahan Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi.

Menurutnya, tidak ada wacara penerapan kembali PJJ, terlebih pengalaman PJJ selama pandemi COVID-19 menunjukkan hasil yang merugikan kemajuan peserta didik.

“Kita sudah punya studinya saat pandemi tentang dampak ketertinggalan belajar. Karena tidak semua anak bisa PJJ. Masih ada solusi lain seperti memasang air purifier,” ungkap dr. Nadia di Jakarta baru-baru ini.

Ia menambahkan, solusi lain untuk mengurangi polusi udara juga bisa dilakukan dengan car free day, atau insentif untuk pembelian kendaraan listrik.

Hasil penelusuran Farah.id memperlihatkan bahwa Jakarta merupakan kota dengan kualitas udara terburuk nomor dua per 15 Agustus 2023 pagi berdasarkan data IQAir. Adapun indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 165 AQI US.

dr Nadia mengingatkan bahwa kualitas buruknya udara salah satunya kerap dipicu asap rokok. Hal ini termasuk salah satu risiko yang tidak boleh diabaikan.

Alih-alih memilih PJJ, dr. Nadia mengingatkan masyarakat bahwa salah satu penyumbang kotornya udara adalah asap rokok. Karena itu amat penting untuk memastikan kawasan bebas asap rokok terutama di lingkungan sekolah dan tempat bermain anak.

dr. Nadia pun mengingatkan kembali fungsi dan tugas Kementerian Kesehatan untuk mengedukasi masyarakat agar selalu sehat. Karena itulah kawasan asap rokok menjadi hal terdekat yang bisa diupayakan untuk mengurangi polusi udara.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News