Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

KETIKA kita berjumpa dengan sosok dewasa yang mengalami kelainan kejiwaan, ingatlah bahwa kalangan psikiater anak meyakini jika hal tersebut sangat mungkin disebabkan oleh trauma masa kecil. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berhati-hati menjaga anak-anak agar tidak mengalami perlakuan buruk yang dapat merusak jiwa mereka hingga dewasa. 

Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk perlakuan yang menimbulkan trauma, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, ataupun pengabaian terhadap kebutuhan dasar anak-anak.

Mochtar Lubis pada karya fenomenalnya Maut dan Cinta mengingatkan, paksaan atau kekerasan adalah cara-cara yang paling primitif untuk menyelesaikan persoalan-persoalan antara manusia. 

Ya, secara umum manusia menyukai cara singkat dan cepat meski tidak tepat dapat menuntaskan permasalahan. Dari tabiat yang buruk itulah muncul berbagai aksi kekerasan yang bermuatan unsur-unsur paksaan. Boleh jadi, kekerasan itu mampu membuat orang terpaksa mengikuti apa yang kita inginkan, namun efek buruknya malah menimbulkan trauma, terlebih pada anak-anak. 

Kita juga harus waspada terhadap fakta bahwa terkadang buah hati tercinta bisa menjadi korban perlakuan buruk yang dilakukan oleh orang tua sendiri. Hal ini mungkin sulit dipahami dan dihadapi, tetapi sangat penting untuk memerhatikan tanda-tanda kekerasan atau penelantaran yang mungkin terjadi dalam lingkungan keluarga.

Sebagimana yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat pada buku SQ for Kids, bahwa Terry E. Lawson, psikiater anak, menyebutkan empat macam kekerasan pada anak: 

  1. Emotional abuse terjadi ketika si ibu atau ayah mengabaikan anak. Mereka membiarkan anak basah atau lapar karena terlalu sibuk atau tidak ingin diganggu. Atau mengabaikan kebutuhan anak untuk dipeluk dan dilindungi.
  2. Verbal abuse terjadi ketika orang tua meminta anak untuk diam atau jangan menangis. Jika anak mulai bersuara, mereka akan menggunakan kekerasan verbal seperti, "Kamu bodoh!", "Kamu kurang ajar!" dan sebagainya.
  3. Physical abuse terjadi ketika orang tua memukul anak dengan tangan atau kayu, kulit atau logam, dan sebagainya. 
  4. Sexual abuse atau kekerasan secara seksual.

Di sini Lawson menggambarkan bahwa semua jenis gangguan mental (mental disorders) ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia ketika mereka kecil. 

Pencegahan adalah langkah terbaik dalam menjaga kesehatan jiwa anak-anak. Dengan menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan penuh kasih, kita dapat membantu mencegah terjadinya trauma dari perlakuan buruk yang dapat berdampak negatif pada perkembangan jiwa mereka. 

Dalam menjaga anak-anak, penting bagi kita untuk menjadi teladan yang baik dan memberikan pendidikan yang menyeluruh. Komunikasi terbuka dan pengertian antara orang tua dan anak. Dengan membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati, kita dapat membantu melindungi jiwa anak dan memastikan bahwa mereka tumbuh menjadi individu yang kuat, sehat secara emosional, dan berpotensi.

Imam an-Nawawi dalam buku Syarah Riyadhus Shalihin jilid 1 (2023: 354-355) mengungkapkan, dari Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih kecil di antara kami dan tidak menghargai kehormatan yang tua di antara kita.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad yang sahih) 

Bukan golongan kami, maksudnya, bukan termasuk golongan yang mengamalkan sunnah dan petunjuk kami. Anjuran untuk memberikan kasih sayang kepada muslim yang masih kecil dengan cara memberikan kasih sayang dan berbuat baik kepadanya.

Hadits ini menegaskan bahwa sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk menunjukkan kasih sayang terhadap anak-anak. Karena mereka membutuhkan perhatian dan cinta dari orang tua, lingkungan, dan umat Islam secara keseluruhan.

Rasulullah Ssaw memberikan arahan yang tegas kepada umat Islam untuk memerhatikan anak-anak dan memenuhi kebutuhan mereka. Memiliki rasa sayang terhadap anak-anak berarti memberikan perhatian penuh pada mereka, mengakui hak-hak mereka, dan memberikan perlindungan serta bimbingan yang mereka perlukan.

Kasih sayang terhadap anak-anak tidak hanya sebatas memberikan materi dan kebutuhan fisik, tetapi juga melibatkan pendidikan yang baik, mencurahkan perhatian emosional, dan membantu tumbuh dan kembang hingga menjadi individu yang kuat. 

Nabi Muhammad sendiri merupakan contoh yang sangat baik dalam menyayangi anak-anak. Beliau sering mengajak bermain dan berinteraksi, memberikan ciuman sayang, dan perhatian yang tulus.

Kasih sayang dalam Islam tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi juga melibatkan hubungan yang hormat dan menghargai kepada orang yang lebih tua. Dengan menyayangi anak-anak dan menghargai orang tua, kita dapat membentuk masyarakat yang penuh dengan kasih sayang dan harmoni dalam bingkai keberkahan.

Sebaiknya, orang tua memastikan bahwa anak-anak hidup dalam lingkungan yang aman, mendapatkan perhatian, cinta, dan dukungan yang mereka butuhkan. Dan orang tua adalah tumpuan harapan bagi anak-anak dalam melindungi diri dari ancaman serta berbagai bentuk kekerasan dan memperoleh kasih sayang yang mencukupi.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur