Tank milik pasukan Wagner saat konvoi menuju Moskow/Net
Tank milik pasukan Wagner saat konvoi menuju Moskow/Net
KOMENTAR

RUSIA semakin bergejolak. Upaya kudeta yang dilakukan oleh Grup Wagner mengancam keselamatan. Untuk memastikan keselamatan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana, KBRI Moskow menerbitkan imbauan untuk ditaati. Ada tujuh imbauan yang sebaiknya diikuti oleh WNI.

  1. KBRI Moskow meminta WNI tetap tenang, pantau, dan ikuti arahan dari Gubernur atau pemerintah setempat dan sumber berita resmi untuk kewaspadaan keamanan diri.
  2. WNI diminta untuk selalu membawa dokumen identitas (paspor) saat hendak bepergian dan beraktivitas sehari-hari. Hal ini sehubungan dengan upaya peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, transportasi umum, stasiun kereta api, dan juga bandar udara.
  3. Masyarakat Indonesia di Moskow dan Moskow Oblast agar membatasi perjalanan ke luar kota, kecuali mendesak. Hal ini terkait dengan peningkatan pemeriksaan apparat di jalan ke luar dan menuju Moskow.
  4. Meminta seluruh WNI di Rusia untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Rostov dan Voronezh hingga situasi kondusif.
  5. Untuk WNI di dua wilayah tersebut agar mematuhi arahan pemerintah setempat untuk tidak keluar masuk rumah/asrama/tempat tinggal, apabila tidak ada kendaraan dan tidak mendesak.
  6. WNI diminta melakukan wajib lapor diri online di portal peduli WNI, yaitu di https://peduliwni.Kemlu.go.id bagi yang belum melakukannya.
  7. KBRI memberikan dua nomor telepon yang bisa dihubungi dalam keadaan mendesak, yaitu di nomor telepon +7495951954951, di waktu kerja.

Saat ini, jumlah WNI di Voronezh sebanyak 14 orang dan 11 lainnya berada di Rostov.

Kudeta Wagner

Grup Wagner yang sebelumnya mengklaim telah menguasai Kota Rostov, melakukan konvoi menuju Moskow para Sabtu (24/6), dipimpin Yevgeny Progozhin. Namun di pertengahan jalan, ia memerintahkan pasukan membubarkan diri usai adanya pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Belarusia. Ia setuju untuk hidup dalam pengasingan di Belarusia.

Pembatalan ini juga disambut baik oleh Kremlin. Lewat juru bicaranya, Dmitry Peskov, mereka mengatakan bahwa Rusia akan membatalkan kasus pidaha terhadap pendiri Wagner Private Millitary Company (PMC) Yevgeny Priogzhin.

“Dia akan meninggalkan Rusia dan pergi ke Belarusia,” demikian Peskov, mengutip Russia Today, Minggu (25/6).




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News