Raut wajah bahagia setelah mendapat akses air bersih/ Ist.
Raut wajah bahagia setelah mendapat akses air bersih/ Ist.
KOMENTAR

AIR bersih tampaknya masih menjadi barang langka bagi masyarakat Desa Moramam, Halerman, dan Probur Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Warga Kampung Moramam hanya bisa mengandalkan sumur yang berjarak 2 kilometer dari permukiman dengan kondisi air yang kotor bercampur lumpur. 

Sementara itu warga Kampung Halerman harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer melewati medan perbukitan untuk sampai di sumber air yang lagi-lagi kondisi airnya kurang layak dikonsumsi.

Sedangkan warga Kampung Probur Utara, hanya bisa mengonsumsi air keruh dari mata air di pinggir tebing.

Kondisi tersebut mendorong Insan Bumi Mandiri, sebuah lembaga filantropi yang bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat pedalaman Indonesia, untuk membangun fasilitas air bersih berupa sumur bor dan bak penampungan air di ketiga desa tersebut.

Pada 12 Juni 2023, untuk menandai selesainya ketiga fasilitas air tersebut, Insan Bumi Mandiri menggelar acara peresmian di Desa Moramam, NTT.

Acara peresmian yang dihadiri sekitar 150 warga tersebut diawali dengan tari tradisional Lego-Lego dan Cakalele sebagai penyambutan. Relawan dan CEO Insan Bumi Mandiri, Kepala Desa Moramam, serta Bapak Camat setempat juga ikut memberi sambutan. 

Kemudian, acara tersebut dilanjutkan dengan kegiatan lain yang terdiri dari peresmian simbolis dengan membuka keran, penyerahan mandat pemeliharaan fasilitas air bersih dari Insan Bumi Mandiri ke pihak pemerintah desa setempat, dan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Sebagai penutup, mama-mama setempat mempersembahkan lagu, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa dan makan bersama.

Mama Sila, salah satu warga yang hadir dalam acara peresmian tersebut, mengaku bahwa fasilitas air ini sangat bermanfaat baginya. 

“Kami biasanya terpaksa minum dengan air seadanya, sekarang bisa minum sepuasnya. Anak-anak yang pergi ke sekolah biasanya jarang mandi, sekarang bisa mandi setiap pagi,” ucapnya.

Sementara itu Camat Setempat, Yapi Nikodas Hinglir mengatakan fasilitas air bersih yang dibangun oleh Insan Bumi mandiri tidak hanya meningkatkan kualitas sanitasi tetapi juga meningkatkan produktivitas warga. 

“Warga yang sebelumnya harus jalan berkilo-kilometer, sekarang sudah tidak perlu melakukannya lagi. Mereka bisa memanfaatkan waktunya untuk aktivitas lain,” ungkap Camat Yapi.

Pembangunan fasilitas air ini bukanlah yang kali pertama dilakukan oleh Insan Bumi Mandiri. Sejak kali pertama berdiri pada 2016, Insan Bumi Mandiri sudah sering membangun fasilitas air bersih di pedalaman NTT, dua di antaranya berada di Kampung Tureng dan Desa Nangadhero. 




ParagonCorp Gelar Kelulusan Women’s Space Bersama 10 Perempuan Penggerak di Jakarta

Sebelumnya

Universitas Mercu Buana Sumbang Dua Sumur Resapan di Masjid At Tabayyun

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E