KOMENTAR

INDONESIA masih berada di posisi dengan predikat ekonomi tumbuh kuat meski perekonomian dunia masih melambat.

Meski begitu, ancaman turbulensi geopolitik, kekeringan dan El Nino di beberapa negara, hingga ancaman pandemi berikutnya, perekonomian Indonesia tetap tumbuh dengan optimis, namun penuh dengan kehati-hatian.

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dilansir dari laman resmi Kemenkeu Republik Indonesia, Kamis (15/6/2023).

“Pelemahan masih akan berlanjut selama 2023 hingga 2024 secara global untuk Indonesia," katanya.

Namun, Sri Mulyani mengatakan Indonesia benar-benar harus memposisikan diri untuk memastikan bahwa permintaan domestik dapat dipertahankan.

"Dan kita punya banyak alasan untuk tetap optimis dengan perekonomian domestik kita,”ujarnya.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyinggung kondisi perekonomian ASEAN, terutama pada era Keketuaan Indonesia tahun ini.

Sesuai dengan semangat yang diusung, dirinya menyebut Epicentrum of Growth, Indonesia menekankan kolaborasi dan kooperasi untuk memastikan perekonomian kawasan terus terjaga,

"Termasuk pada ASEAN+3 bersama dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan," ungkapnya.

Sri Mulyani melihat negara di kawasan ASEAN relatif berkinerja baik jika dibandingkan dengan banyak kawasan lain di dunia. Terletak kestabilan secara politik, keamanan serta reformasi sekaligus ada perbaikan kinerja ekonomi selalu relatif membaik.

"Seiring berjalannya waktu kita akan menciptakan pasar yang lebih besar, memiliki lebih banyak sumber pertumbuhan ditengah ketidakpastian global,” ungkapnya.

Tak hanya itu, orang nomor satu urusan keuangan Indonesia itu juga menyinggung isu mengenai perubahan iklim.

Termasuk kesempatan yang terbuka bagi dunia bisnis terkait komitmen transisi energi Indonesia.

"Indonesia memiliki determinasi yang sangat kuat terkait perubahan iklim, mulai dari Mekanisme Transisi Energi (ETM) yang diluncurkan pada Presidensi G20 Indonesia 2022 lalu," jelasnya.

"Hingga kerja sama dengan Just Energy Transition Partnership (JETP) dan juga Climate Fund," tambahnya.

Ini semua, menurut Sri Mulyani bisa jadi peluang bagi bisnis untuk turut urun kerja sama mengakselerasi proses transisi Indonesia menuju energi terbarukan.




Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Sebelumnya

Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News