Mengikuti lomba robotika/ Al Jazeera
Mengikuti lomba robotika/ Al Jazeera
KOMENTAR

“INI lebih dari sekadar robot”

Kalimat itu menggambarkan bagaimana para penggemar robotika yang didominasi generasi muda Libya bisa menjadikan robotika dan kompetisinya sebagai pemersatu.

Dalam sebuah kompetisi yang diikuti para remaja sekolah menengah, para penonton bersorak untuk tim mereka yang sedang bekerja keras di lantai gym. Suasana ramai bertambah meriah dengan musik pop yang dimainkan.

Robot-robot itu kecil, alat beroda dengan sirkuit terbuka yang bermanuver dengan tersentak-sentak di tengah ruangan.

Koordinator acara Mohammed Zayed mengatakan proyek semacam itu membantu ‘membuka cakrawala baru’ bagi generasi muda Libya.

“Ini bukan hanya tentang robot sederhana, karena mereka juga harus mengelola hubungan mereka dan bekerja menuju inklusi, persatuan, dan perdamaian,” ujar Zayed, seperti dilaporkan Al Jazeera (15/3/2023).

Kaum muda bekerja sama melintasi perbedaan sosial, ekonomi, dan ras untuk merangkul teknologi dan memajukan negara mereka.

Salah satunya ada Youssef Jira, pemuda 18 tahun berwajah segar dengan hoodie dengan bandana di kepalanya, memiliki ambisi besar untuk masyarakat Libya, di mana kediktatoran dan kekerasan telah mendominasi dibandingkan kreativitas kaum muda.

Jira adalah bagian dari kelompok pemuda fanatik teknologi yang ikut serta dalam Kejuaraan Regional Libya untuk robotika di pinggiran kota Tripoli yang digelar Maret ini. Ada sekitar 20 tim dengan anggota berusia 12 hingga 18 tahun berkompetisi dalam acara inklusif tersebut.

Dia ingin mendorong anak muda lainnya menggunakan teknologi tinggi untuk membantu memodernisasi negara yang terpecah belah dan dilanda konflik.

Rakyat Libya telah menjadi saksi lebih dari satu dekade konflik berhenti- sejak pemberontakan yang didukung NATO 2011 menggulingkan Muammar Khadafi, ada banyak sekali milisi saingan, kekuatan asing, dan berbagai pemerintahan yang bersaing demi mendapat pengaruh.

Negara itu tetap terpecah antara pemerintah sementara di ibu kota barat, Tripoli, dan satu lagi di timur, didukung oleh komandan pemberontak Khalifa Haftar.

“Kami ingin mengirim pesan ke seluruh masyarakat, karena apa yang kami pelajari telah banyak mengubah kami,” kata Jira, menegaskan bahwa ia telah memperoleh keterampilan baru dan belajar tentang kerja sama tim demi mengejar tujuan bersama.

Dan itulah yang terpenting bagi generasi muda Libya: bersatu.




Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Sebelumnya

Kongres ESCMID Siap Bahas Kasus Pasien COVID Paling Lama yang Meninggal Dunia: Terinfeksi Selama 613 Hari dengan Virus yang Bermutasi 50 Kali

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon